Banting Setir Dari Indocina
Edisi: 37/40 / Tanggal : 2011-11-20 / Halaman : 104 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : TIM LIPSUS, ,
Siang menjelang di teras belakang rumah Mira Sidharta, bilangan Prapanca, Jakarta. Prof Dr Claudine Salmon, 73 tahun, duduk santai sambil membaca bukunya, Sastra Indonesia Awal: Kontribusi Orang Tionghoa. Peraih Nabil Award ini sedang menginap di rumah sahabatnya itu.
Kulit dan wajahnya sudah mengeriput. Senyumnya sumringah menyambut kedatangan Tempo awal pekan lalu. Penampilannya sangat santai, dengan celana jins biru dipadu blus hitam dan sandal jepit. Masih cukup gesit dan bersemangat jika melihat usianya. Matanya berbinar saat menceritakan awal mula datang di Indonesia 45 tahun lalu. Ingatannya masih tajam menceritakan perjalanan penelitian tentang kebudayaan dan masyarakat Tionghoa di Indonesia.
Dia memang satu di antara puluhan peneliti Prancis di Indonesia. Karyanya cukup banyak dan berpengaruh bagi khazanah sejarah Indonesia. Mulanya dia tak berniat meneliti di Indonesia, melainkan di Vietnam. Wajar bila banyak peneliti Prancis yang mengeksplorasi bekas jajahan negaranya di Indocina (Kamboja, Vietnam, Laos) atau di Afrika Utara (Aljazair, Tunisia, dan Maroko). Meneliti dengan tujuan Indonesia mungkin belum lazim saat itu.
Ahli Islam Indonesia Prancis, Andree Feillard, mengatakan tulisan tentang Indonesia dimulai pada 1939 oleh Bousquet G.H. lewat Recherches sur les deux sectes musulmanes (Waktou Telouâ et Waktou Lima) de Lombok. "Penelitian tentang dua jenis ibadah kaum muslimin Lombok itu ditulis di Revue des Etudes Islamiques," ujar Andree Feilard kepada Ging Ginanjar dari Tempo.
Pada 1939, muncul tulisan tentang kesenian Keraton Yogyakarta oleh Louis-Charles Damais, epigraf Prancis. Damais juga menulis tentang epigrafi Indonesia (1952) di buletin deâEcole Francaise dâextreme-OrientâLembaga penelitian Prancis untuk Timur Jauh (BEFEO).
Penelitian khusus Indonesia berkembang setelah 1970-an. Perintisnya Denys Lombard, sejarawan berpengaruh dengan bukunya yang populer, Le carrefour javanais (Jawa Sebagai Persimpangan Budaya). Dia pula penggagas Archipel, jurnal ilmiah yang paling populer dan berpengaruh tentang Indonesia pada 1971. "Banyak riset yang dibuat para ahli sejak awal dimuat di sini. Semuanya patut dibaca," ujar Feillard.
Penelitian para ilmuwan Prancis awalnya dimulai dari sejarah dan budaya. Latar belakang ilmunya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…