Diponegoro Dan Obsesi Sardono
Edisi: 38/40 / Tanggal : 2011-11-27 / Halaman : 68 / Rubrik : IQR / Penulis : Nunuy Nurhayati, Dian Yuliastuti, Seno Joko Suyono
Rambut panjang Sardono tergerai. Selubung sorban putih yang dikenakannya ia lepas. Ia seolah-olah menjaga keseimbangan. Meja besar tempatnya berdiri berubah menjadi metafora lambung kapal api. Meja besar itu bergerak, miring ke sana-kemari. "Kapal" oleng. Juluran tali-temali yang centang-perenang muncul darinya dan ditarik oleh penari-penari. Tiba-tiba, dibanding adegan lain, adegan ini terasa kuat.
Meja besar buatan perupa Hardiman Radjab itu awalnya berfungsi sebagai meja perjamuan pesta mabuk-mabukan Jenderal De Kock. I Nyoman Suraâpenari asal Bali yang memerankan De Kockâbersama penari lain yang membawakan peran serdadu Belanda naik bersama-sama ke atas meja. Mereka melakukan adegan mabuk itu. Gila-gilaan. Menari di atas meja panjang dalam khazanah tari kontemporer bukan hal baru. Tapi malam itu adegan itu cukup liar.
Adegan kapal itu merupakan visualisasi Sardono atas perjalanan Diponegoro menuju pembuangan. Dalam catatan hariannya, Diponegoro menulis, ia bersama budak belian berlayar melewati beberapa kota pelabuhan di pesisir Jawa, Sumba, dan Flores sebelum tiba di Manado. Banyak yang sakit dan meninggal dalam pelayaran dua bulan itu. Dari kota ini, Diponegoro…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…