Maut Di Atap Papilion

Edisi: 38/40 / Tanggal : 2011-11-27 / Halaman : 100 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Anton Aprianto, Mustafa Silalahi, Ananda Badudu


DELAPAN belas siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas Pangudi Luhur bergegas meninggalkan sekolah begitu jam pelajaran usai. Selasa pekan lalu, mereka mesti datang ke Café Shy Rooftop di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Seharusnya mereka berdua puluh, tapi dua teman tak bisa datang lantaran sakit.

Bukan hendak pesta atau kongko mereka di sana. Hari itu, di kafe yang terletak di lantai lima gedung The Papilion itu, para siswa tersebut sudah ditunggu tujuh penyidik Kepolisian Resor Jakarta Selatan dan Kepolisian Daerah Metro Jaya. Sebagian siswa datang didampingi orang tua mereka.

Di sana, di kafe yang terletak di puncak gedung itu, selama dua jam polisi melakukan rekonstruksi peristiwa yang menimpa Raafi Aga Winasya Benjamin, 17 tahun. "Ini untuk membantu agar kasus itu lebih terang," kata Kepala Polres Jakarta Selatan Komisaris Besar Imam Sugianto kepada Tempo, Kamis pekan lalu.

Sabtu dinihari dua pekan lalu, Raafi meregang nyawa setelah cekcok dengan sekelompok orang di lantai dansa. Bersama 20 temannya, yang Selasa pekan lalu diminta polisi datang kembali ke kafe itu, Raafi saat itu tengah merayakan ulang tahun teman sekelasnya. Remaja ini ditemukan bersimbah darah akibat luka tusuk di perutnya. Saat dia digotong ke Rumah Sakit Siaga di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, nyawanya tak terselamatkan.

Tak banyak yang tahu, Raafi adalah putra Harnoko Dewantono alias Oki, terpidana mati kasus pembunuhan. Teman-temannya di "PL"—demikian sebutan populer sekolah itu—hanya mengenal ayah Raafi sebagai seorang pengusaha yang kerap mondar-mandir ke luar negeri. Pada pengujung 1994, nama Oki menjadi buah bibir karena menjadi tersangka pembunuhan adiknya dan dua orang lain di Los Angeles, Amerika Serikat. Pembunuhan itu baru terkuak beberapa tahun setelah Oki pulang ke Indonesia. Raafi lahir setelah ibunya, Anggia Hesti Benjamin, bercerai dengan Oki (lihat "Akhir Tragis Calon Dokter").

Sempat berkembang kabar, Raafi dibunuh orang-orang yang dendam atas perbuatan ayahnya belasan tahun silam. Tapi polisi menepis rumor itu. Imam memastikan pembunuhan itu tidak dilatarbelakangi motif tersebut. Rekonstruksi di kafe itu, kata dia, justru hendak mengurai motif sebenarnya. Hanya, Selasa pekan lalu itu, kelompok yang bertikai dengan Raafi cs tak datang memenuhi panggilan polisi.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…