Pesta Dengan Tujuh Mata Air

Edisi: 39/40 / Tanggal : 2011-12-04 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Y. Tomi Aryanto, Yophiandi, Arihta U. Surbakti


SANG pengusaha bekerja pada malam gerimis dan berkabut. Rabu menjelang tengah malam pekan lalu itu, ia—bos Grup Artha Graha, Tomy Winata—menyalami tetamu, mengobrol sejenak, dan sesekali menemani mereka. Hotel Palace milik grup usahanya di sebelah Istana Cipanas, Jawa Barat, penuh, diinapi panitia serta undangan pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Siti Ruby Aliya Rajasa.

Tomy terlihat duduk menemani politikus Partai Amanat Nasional, Amien Rais dan Dradjad H. Wibowo, di lobby lounge lantai dua hotel. Amien tamu penting pada hajatan yang digelar pagi esok harinya di Istana Cipanas. Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini diminta mewakili keluarga mempelai perempuan menjadi saksi nikah. Adapun keluarga pengantin pria mengajukan saksi Wakil Presiden Boediono.

Tak berapa lama, Tomy beranjak, mengecek menu buffet, lalu turun ke lantai dasar. Sambil menenteng sebotol air mineral, berkemeja biru kotak-kotak, bercelana kasual biru langit, dan bersepatu jogging, sang taipan menyambut kedatangan politikus Partai Demokrat, Evert Erenst Mangindaan. Sesekali ia mengangkat telepon selulernya.

Sebanyak 185 kamar dan tiga vila bertarif Rp 720 ribu sampai Rp 8 juta semalam di Hotel Palace habis dipesan beberapa hari sebelum pesta pernikahan. Mereka tamu khusus keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Selebihnya buat panitia dan kerabat kedua mempelai. "Kami tidak menerima tamu umum. Kami ikut menyukseskan pernikahan itu," kata Charlie, general manager hotel yang berdiri pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut itu.

Sampai beberapa jam berikutnya, sejumlah menteri dan petinggi negeri lainnya masih terus berdatangan. Lahan parkir hotel tak lagi tersisa, sehingga kendaraan mereka yang tiba belakangan harus dititipkan di halaman gereja, samping hotel, atau tanah lapang di seberangnya. Kesibukan meningkat pada Kamis pagi, ketika tamu berdatangan. Mobil-mobil bermerek papan atas berarak dari arah Puncak: ada Rolls-Royce, Porsche, serta "mobil biasa" semacam Toyota Alphard dan Land Rover.

Menurut orang dekat sahibulhajat yang menjadi anggota panitia, acara di Cipanas sebenarnya dirancang hanya untuk undangan dengan golongan VIP atau VVIP. Mereka adalah anggota Kabinet Indonesia Bersatu, pejabat lembaga negara dan pemerintahan, pemimpin militer dan partai politik, serta duta besar dan perwakilan negara sahabat. Semua ketua dewan pimpinan daerah Partai Demokrat tingkat provinsi juga diundang.

Total undangan 400 lembar, berlaku untuk berpasangan dan tak bisa diwakilkan. Setiap undangan diberi barcode yang akan dipindai pada saat kedatangan, dengan kabel penghubung ke komputer yang akan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…