Rompi Merah Di Atas Mahakam

Edisi: 40/40 / Tanggal : 2011-12-11 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Pramono, Reza Maulana, Firman Hidayat


AJI Titin Roswita memutar pelan gas sepeda motor Honda Vario-nya. Perempuan 34 tahun ini melintasi Jembatan Kartanegara, yang menghubungkan Kecamatan Tenggarong Seberang dan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Langit masih biru pada Sabtu sore dua pekan lalu itu.

Dari arah Tenggarong Seberang, ibu dua putra ini menuju rumahnya di Desa Rempanga, Kecamatan Loa Kulu. Saban Sabtu dan Ahad, ia menjadi asisten dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Mahakam, Samarinda. Pergi-pulang sejauh 25 kilometer, ia selalu melewati jembatan yang diresmikan pada 2001 dan dikenal sebagai Mahakam II ini. Belum sepersepuluh dari panjang jembatan 710 meter, Titin terheran-heran. Ia tak melihat satu pun kendaraan dari arah depan. "Saya mikir: ini hari apa kok sepi sekali?" ujarnya.

Rupanya, di tengah jembatan, satu mobil Suzuki Carry putih bak terbuka menghalangi jalan—menutup satu dari dua jalur jembatan. Nur Syamah, 34 tahun, berboncengan dengan Yayah Harina, teman kuliahnya di Universitas Terbuka Tenggarong, berhenti tepat di belakang Suzuki Carry. Keduanya menuju rumah mereka di Tenggarong Seberang. "Kami bergiliran jalan dengan kendaraan dari arah Tenggarong Seberang," kata Nur. Ia melihat dua pekerja mengenakan rompi merah di dekat mobil Carry. Antrean kendaraan telah mencapai ujung jembatan.

Juga di atas jembatan, Syakrani turun dari mobil Daihatsu Zebra pengangkut galon air. Ia penasaran terhadap antrean panjang kendaraan. "Ketika itu, saya lihat ada perbaikan jembatan," katanya. Ia kembali ke mobil, yang ditunggui keneknya, Taufik. Baru saja membuka pintu, ia mendengar suara gemuruh. Beton berlapis aspal di bawahnya bergerak. Ia mendengar jeritan banyak orang.

Lantai jembatan runtuh, menukik ke Sungai Mahakam di bawahnya. Syakrani berteriak. Terlempar ke sungai, dia tenggelam hampir lima meter. Dalam kepanikan, kakinya menendang air. Dia berhasil meraih galon air yang mengapung. Ia selamat. Tapi keneknya tenggelam di dalam mobil.

Nur Syamah dan Yayah Harina juga terjatuh. Tapi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…