Garut Governance Watch: Para 'kabayan' Pembasmi Korupsi
Edisi: 44/40 / Tanggal : 2012-01-08 / Halaman : 46 / Rubrik : LAPUT / Penulis : TIM LAPUT, ,
KEPALA Apit Masduki cenat-cenut. Pusingnya tujuh keliling. Baru dua tahun jalan, organisasi yang ia dirikan pada Mei 2002, Garut Governance Watch (G2W), sudah kembang-kempis butuh suntikan dana. Sokongan pembiayaan dalam beberapa program dari kakak seperguruannya, Indonesia Corruption Watch (ICW), tak lagi mencukupi kebutuhan yang merangkak naik seiring dengan meluasnya kegiatan.
Apit terpaksa putar otak cari solusi. "Kami harus berdaya, bisa menjalankan organisasi tanpa ketergantungan dana dari siapa pun," kata abang kandung Teten Masduki, salah seorang pendiri ICW, ini. Ia bertekad tak mau menengadahkan tangannya. "Daripada mengemis, lebih baik mati saja sekalian."
Walhasil, lelaki 50 tahun ini terpaksa merogoh kantong sendiri. Ia meminta keikhlasan keluarganya untuk berbagi penghasilan dengan G2W. Dari tiga angkutan kota yang ia punya, setoran satu di antaranya ia relakan untuk mengongkosi organisasi.
Tak dinyana, modal setoran satu angkot ini justru jadi fondasi independensi yang kukuh. Mereka terbiasa mandiri, tanpa perlu meminta-minta sokongan kanan-kiri untuk membiayai operasi dan kegiatan.
"Sebenarnya banyak yang ingin membiayai kami," ujar Agus Rustandi, Sekretaris Jenderal G2W, kepada Tempo, dua pekan lalu. Namun, katanya, "Terlalu banyak kepentingan yang mereka wakili." Keterikatan pada kepentingan donatur sama…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…