Mimpi Kiai Badri: Punya Makna Tersendiri
Edisi: 39/21 / Tanggal : 1991-11-23 / Halaman : / Rubrik : KOM / Penulis : AZIZ, ABDUL
Ada prosedur dan jam layak mimpi di kalangan kaum santri. Juga ada
persyaratan lain, yakni sosok si pemimpi. Hanya dengan prosedur yang benar dan
sosok besar si pemimpi, persoalan politik layak dikaitkan dengan sebuah mimpi.
Mungkin dalam konteks inilah Kiai Badri Masduki menghasilkan mimpinya "yang
bermakna" (TEMPO, 19 Oktober 1991, Laporan Utama). Suatu bentuk mimpi dengan
muatan sakral yang berhubungan dengan dunia politik.
; Freud, psiko-analis kondang Jerman-Yahudi mungkin tak percaya dengan jenis
mimpi semacam itu. Bagi dia, mimpi adalah halusinasi yang muncul dari alam
bawah sadar. Dalam bukunya, The Intrepretation of Dreams, ia bahkan menyatakan
profanitas sebuah mimpi: suatu pemuasan khayali dari the repressed wish
(desakan keinginan yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kasus Bapindo: Mampukah Aparat Fair Play
1994-05-14Tanggapan pembaca tentang kasus bapindo (tempo, 23 april 1994, laporan utama). modus operandi skandal eddy…
IDT: Terhalangan oleh Beban Masyarakat
1994-05-14Kondisi ekonomi masyarakat desa di daerah gunungkidul, yogyakarta, memprihatinkan. aparat desa sering mengutip uang iuran…
Kasus Marsinah: Membahas Pendapat Prof. Muladi
1994-05-14Tanggapan pembaca atas tulisan "mahkamah agung dan kasus marsinah" (tempo, 26 maret 1994, kolom) tentang…