Achmad Mustofa Bisri, Kiai Beragam Wajah

Edisi: 46/40 / Tanggal : 2012-01-22 / Halaman : 108 / Rubrik : SOS / Penulis : Sohirin, Purwani Diyah Prabandari,


Di ruang tamu berukuran 40 meter persegi itu, kehidupan baru dimulai setelah pukul 10 pagi. Begitulah biasanya tuan rumah, Gus Mus, menerima tamu. Namun akhir jam bertamu hampir tak ada. Tak jarang hingga dinihari.

Di ruang yang hanya beralas karpet tanpa kursi tersebut, tamu datang silih berganti. Mengalir dari berbagai daerah, dengan aneka keperluan. Dari yang mau mengobrol, menyampaikan undangan diskusi atau baca puisi dan undangan pernikahan, sampai orang tua santri yang minta doa.

Ada tiga sajian untuk siapa pun yang datang: kopi harum nan kental, kudapan kampung, serta tawa sang tuan rumah. Saat kami bertamu ke rumahnya di Rembang, Jawa Tengah, bulan lalu, ketiga sajian itu ada.

Tapi bukan hanya karena ketiganya dia selalu kebanjiran tamu setelah pukul sepuluh. Gus Mus enak diajak mengobrol apa saja. Selain tokoh agama, dia juga budayawan. Kadang melukis, tapi lebih sering bersyair. Karya sastranya banyak dipuji. Pada Oktober lalu, dia menerima Undip Award untuk bidang seni budaya dan pemersatu multikulturalisme.

Menurut Agus Maladi, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro yang juga anggota tim juri penghargaan itu, syair dan cerita pendek Gus Mus sarat ajakan untuk mempersatukan multikulturalisme. "Gus Mus yang kiai tak menjadikan agama sebagai sekat untuk menyuarakan kebinekaan dan pluralisme," Agus menjelaskan.

Sebelumnya, dia telah mendapat berbagai penghargaan. Pada 1999, Gus Mus mendapat penghargaan dari Partai Persatuan Pembangunan kategori ulama teladan. Pada 2007, dia mendapat penghargaan dari Partai Keadilan Sejahtera kategori ulama. Tengah tahun lalu, ganti Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta memberinya gelar doktor kehormatan untuk bidang kebudayaan Islam.

Gus Mus memang sosok yang disegani, terutama di kalangan pesantren dan Nahdlatul Ulama—di sini dia duduk sebagai wakil rais aam.

Menurut Masdar F. Mas’udi, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Gus Mus adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah NU. "Gus Mus menjadi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Sang Peroboh Menara Gading
2007-11-04

Ia pionir dalam bidang telekomunikasi satelit indonesia. insinyur juga harus pandai berbisnis.

M
Membesarkan Indonesia dengan Musik
2005-07-10

Erwin gutawa adalah musisi cemerlang. jenjang karier sebagai seorang musisi telah lengkap ia lakoni.

M
Menjaga Bali dengan Hati
2005-08-14

Luh ketut suryani terus berikhtiar menjaga bali dari gerusan efek negatif pariwisata. anak-anak korban pedofilia…