Penyair Dari Pesantren Cipasung
Edisi: 50/40 / Tanggal : 2012-02-19 / Halaman : 73 / Rubrik : SN / Penulis : Sigit Zulmunir, Anwar Siswadi , Kurniawan
Rumah bertingkat dua berukuran sekitar 100 meter persegi itu berbeda dengan rumah-rumah lain di sekitarnya. Meski berada di lingkungan Pondok Pesantren Cipasung, atmosfer kesenian langsung terasa sejak dari pintu ruang tamu. Itulah rumah sastrawan dan pelukis Acep Zamzam Noor di Kampung Cipasung, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Hampir seluruh tanah kampung itu milik pondok pesantren tersebut, yang terdiri atas taman kanak-kanak hingga Institut Agama Islam Cipasung. Namun rumah Acep lebih mirip galeri seni. Sejumlah lukisan besar mengisi setiap ruangan. Di dinding ruang tamu, misalnya, tergantung dua lukisan berukuran 1 x 2 meter. Yang satu berupa potret dirinya, satunya lagi lukisan abstrak.
Puluhan lukisan, yang kebanyakan bergaya abstrak, juga bergantungan di ruangan lantai dua. Di lantai ini ada dua kamar tidur dan tiga ruangan yang jadi bengkel kerja seniman lulusan Jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB itu. Salah satu ruangan dilengkapi satu unit komputer di atas meja yang juga dipenuhi tumpukan koran. Di dua ruangan lain terlihat tumpukan kanvas, cat, dan kuas. "Saya sering merenung di sini untuk mencari inspirasi," kata Acep, yang hari itu mengenakan kemeja batik dan celana jins, serta ditemani rokok kretek yang selalu mengepul.
Di sini pula sastrawan kelahiran Tasikmalaya, 28 Februari 1960, yang pernah melanjutkan pendidikan di Universita per Stranieri di Perugia, Italia, tersebut melahirkan Paguneman, kumpulan puisi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.