T.b. Silalahi: Kongres Luar Biasa Akan Merusak Partai Demokrat
Edisi: 51/40 / Tanggal : 2012-02-26 / Halaman : 141 / Rubrik : WAW / Penulis : Andari Karina Anom, Qaris Tajudin, Kartika Candra
Tak lagi aktif di militer, Tiopan Bernhard Silalahi kini dihadapkan pada "pertempuran" baru di Partai Demokrat. Penasihat khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak 2004 ini dipercaya menjadi Ketua Dewan Pengawas Partai.
Tugas pensiunan jenderal ini mengawasi dan menjatuhkan sanksi kepada kader-kader partai, terutama mereka yang tersangkut masalah hukum. Alhasil, Silalahi, 73 tahun, punya wewenang memberi sanksi, termasuk kepada kader Demokrat yang berkedudukan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan menteri sekalipun, andai mereka melenceng dari jalur hukum. Ketua Umum Anas Urbaningrum, yang diduga menerima aliran dana haram Wisma Atlet, dan Wakil Sekretaris Jenderal Angelina Sondakh, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, kini ada dalam radar pengawasannya.
Silalahi juga diminta SBY "membina" para kader yang gemar berteriak dan saling serang di media massa. "Terus terang ini kelemahan partai kami, yang membuat masyarakat tidak bersimpati," katanya. Silalahi bertugas membuat sesi khusus untuk menatar kembali para kader "vokalis" media massa. "Lebih baik mereka berteriak di dalam, kami siap menampung dan menginvestigasi langsung," ujarnya kepada Tempo.
Guru SBY di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) ini orang kepercayaan Presiden. Dia selalu dimintai pertimbangan sebelum Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu memutuskan sesuatu. "Kebetulan saya kenal beliau lebih lama, tapi bukan berarti yang paling dekat," kata sang Jenderal Purnawirawan.
Jejak Silalahi dalam karier cukup meyakinkan. Dia pernah menjadi Camp Commandant UNEF Middle East di Kairo, Mesir, pada Perang Israel dan Mesir pada 1973âyang membuatnya fasih berbahasa Arab. Di luar dunia militer, dia menjadi komisaris di berbagai perusahaan, termasuk di Bank Artha Graha hingga 1993. "Saya tinggalkan jabatan ketika menjadi menteri pada zaman Soeharto," ujarnya.
Wartawan Tempo Andari Karina Anom, Qaris Tajudin, dan Kartika Candra menemuinya di Menara Sudirman, Jakarta, pekan lalu. Gaya bicaranya masih tetap berapi-api meski terlihat amat berhati-hati.
Partai Demokrat disebut-sebut melindungi kadernya yang dituduh korupsi.
Bagaimanapun, partai harus melindungi kadernya dan membuat mereka nyaman di partai. Jangan belum…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…