Bom Waktu Wabah Plak Putih
Edisi: 52/40 / Tanggal : 2012-03-04 / Halaman : 38 / Rubrik : KSH / Penulis : Dwi Wiyana, ,
Setiap hari Akun menelan 18 butir pil. Itu belum termasuk obat cair yang harus disuntikkan ke tubuhnya, kecuali Sabtu dan Ahad. Siksaanâminum obat sampai belasanâitu harus dia jalani selama dua tahun. Sedangkan suntikannya selama enam bulan. Tak boleh putus, sekali pun. Obat-obatan ini memiliki efek samping, meski sifatnya sementara. Beberapa saat setelah minum obat, Akun mengaku telinganya tuli, lutut nyeri, dan mata berkunang-kunang.
Yang lebih merepotkan lagi, ini harus dilakukan di rumah sakit. Tak harus menginap, tapi dengan "wajib lapor" setiap hari, ia lebih rajin datang ke sana dibanding pegawai dan dokternya sekalipun. "Saya jadi gini karena dulu bandel dan tidak tertib minum obat tuberkulosis," katanya.
Karena itu, pria berusia 50 tahun itu kini terkena tuberkulosis stadium lanjut. Saat ditemui Tempo, Jumat dua pekan lalu, dia sedang menjalani perawatan di Poliklinik Multidrug Resistant Tuberculosis, Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta. "Tiap hari saya sampai di sini pukul 09.00 atau 09.30 WIB," kata warga Warakas, Jakarta Utara, ini. "Jam minum obatnya memang harus tertentu, tak boleh seenaknya."
Seperti 200-an pasien tuberkulosis di rumah sakit itu, Akun adalah orang yang kebal…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…