Tatung Manusia Pilihan Dewa
Edisi: 01/41 / Tanggal : 2012-03-11 / Halaman : 58 / Rubrik : IMZ / Penulis : Sadika Hamid, Harry Daya ,
Mereka tampil sebagai bintang pesta akbar Cap Go Meh di Singkawang pada awal Februari lalu. Julukan mereka adalah tatungâdan warga setempat percaya, di dalam diri mereka, hiduplah roh dewa-dewa kebaikan. Ada 776 tatung turun ke jalanan Singkawang pada Cap Go Meh lalu, membersihkan kota dari roh-roh jahat. Parade ilmu kebal menjadi puncak aksi mereka: ditandu di atas pedang, pipi ditusuk puluhan jarum, lidah diiris pisau. Mereka dikenal sebagai tabib tradisional serta pandai membaca nasib. Ribuan tamu dari dalam dan luar negeri meminta diramalkan nasibnya. Tradisi tatung sudah punah di negeri asalnya, Cina. Bagaimana mereka mampu bertahan di Singkawang? Inilah laporan wartawan Tempo Sadika Hamid dan fotografer Jacky Rahmansyah.
--------------------------------------------------------------------------------
Hari masih pagi benar tatkala suara gendang bertalu-talu, bersahutan dengan tabuhan simbal dari seantero penjuru Singkawang, sebuah kota madya di Provinsi Kalimantan Barat. Aroma hio dan dupa sayup-sayup tercium di mana-mana. Kota kecil yang padat oleh ruko tua dan biasanya senyap itu mendadak beralih rupa. Seluruh Singkawang berdandan meriah, penuh warna menyambut acara Cap Go Meh dirayakan pada 6 Februari lalu.
Pesta dengan ongkos hampir Rp 4 miliar ini mencapai puncaknya pada saat parade para tatung. Istilah tatung diberikan kepada dukun pemanggil roh. Warga setempat meyakini, mereka manusia pilihan dewa: roh-roh kayangan berkenan bersemayam di dalam diri mereka lengkap dengan sejumlah kekuatan khusus, termasuk kekebalan tubuh.
Maka warga kota berdesakan di jalan raya untuk menyaksikan dari dekat sekitar 700 "wakil dewa" itu berarak ke Gelanggang Olahraga Kridasana Singkawang. Hari itu, 6 Februari, tepat 15 hari sesudah Imlek. Para tatung turun ke jalan guna membersihkan kota dari roh jahat. "Puncak Cap Go Meh adalah atraksi tatung. Di tempat lain di Indonesia dan dunia tidak ada," ujar Bon Cin Nen, 45 tahun, sekretaris panitia Cap Go Meh Singkawang.
Pasukan tatung berpakaian sebagai dewa, jenderal, atau panglima perang Cina. Warna kostumnya ada yang hitam, kuning, merah, atau hijau. Pelindung tubuh dan pedang yang mereka bawa berkilau-kilau oleh sepuhan emas dan perak. Mereka mengusung bendera segitiga yang memuat nama-nama tatung. Sebagian memikul tandu sembari menyipratkan air penolak bala. Ribuan orang memadati ruas jalan kota yang 62 persen penduduknya beretnis Cina itu. Telepon seluler, kamera, atau handycam sudah siap di tangan. Para remaja tanggung heboh mendesak berfoto bersama tatung.
Siapakah mereka sebenarnya? Tatung dipercaya sebagai manusia pilihan dewa. "Mereka membantu manusia mencapai kedamaian, menjaga agar tidak diganggu makhluk lain, juga memberi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…