Reaktor Nuklir Seharga Biskuit
Edisi: 02/41 / Tanggal : 2012-03-18 / Halaman : 112 / Rubrik : INT / Penulis : Sapto Yunus, ,
Siang itu, di bawah langit musim dingin yang beku, puluhan ribu orang berkumpul di Lapangan Kim Il-sung, Pyongyang. Tentara berseragam hijau-hijau tampak mencolok, berhimpun-berbaur bersama mahasiswa dan masyarakat. Semua berbaju tebal, tangan kanan mereka mengepal di depan dada.
Dalam unjuk rasa pada Ahad dua pekan lalu yang disiarkan langsung televisi pemerintah itu, mereka meneriakkan yel-yel mengecam Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak. Mereka menuding Myung-bak pengkhianat. Demonstrasi raksasa ini pun berakhir dengan sebuah dukungan massal untuk penguasa saat ini: "Mari lindungi Pemimpin Agung Kim Jong-un".
Korea Utara meradang karena Korea Selatan tak mau mendengar peringatan Pyongyang, karena tetap melanjutkan latihan perangnya dengan Amerika Serikat. Kalau sudah begini, hanya ada satu kata yang tepat untuk melukiskannya: provokasi. Baru saja seminggu lalu Korea Utara mengizinkan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengunjungi reaktor nuklir Yongbyonâdi mata negara-negara Barat inilah reaktor tempat pengayaan nuklirâkeduanya sudah menguji kesabaran tetangganya.
Memang, sebagai imbalan atas kesediaan Korea Utara membuka diri ini, Amerika akan memberikan bantuan makanan. Tapi bukankah latihan ini justru menunjukkan "pelecehan" Amerika terhadap kesepakatan itu?
Hari itu, 1,7 juta pemuda Korea Utara mendaftar masuk militer, siap dikirim ke medan perang melawan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…