Langgam Ratu Kembang Kacang
Edisi: 04/41 / Tanggal : 2012-04-01 / Halaman : 64 / Rubrik : MEM / Penulis : Ahmad Rafiq , ,
Waldjinah adalah legenda. Ratu Keroncong yang belum menyerah oleh waktu. Ia telah memilih keroncong sebagai jalan hidupnya sejak masih belia. Ketika remaja, Waldjinah sudah jadi superstar, menjuarai sejumlah perlombaan, membuat rekaman berbagai album, dan diundang ke Istana. Lagu-lagunyaâdari Walang Kekek hingga Kembang Kacangâmenjadi hit di genrenya.
Hingga kini, Waldjinah tak bisa dipisahkan dari keroncong. Meski kondisi fisiknya mulai menurun, semangatnya untuk merawat dan melestarikan keroncong masih tetap berkobar. Lewat Orkes Keroncong Bintang Surakarta, yang dibidaninya sejak 1965, ia membina anak-anak muda untuk menjadi ahli waris musik yang masa keemasannya sudah mulai redup ini.
----------------------------------------------------------
Hampir seluruh hidup Waldjinah dihabiskan untuk keroncong. Perempuan Solo kelahiran 7 November 1945 ini telah meniti karier di dunia tarik suara sejak berumur 12 tahun. Setahun kemudian, dia menjuarai Festival Ratu Kembang Katjang yang digelar RRI Solo pada 1958.
Sejak itu, Waldjinah acap mengikuti kontes menyanyi dan selalu menjadi juara. Pada 1961, ia mengikuti lomba Bintang Radio sebagai peserta termuda dan berhasil meraih gelar juara kedua. Empat tahun kemudian, ia menjadi juara pertama Festival Bintang Radio memperebutkan trofi Presiden Sukarno. Keberhasilannya di berbagai lomba ini membuatnya sering diundang berpentas di Istana, menghibur tamu negara dengan tembang-tembang keroncong.
Waldjinah pun menjadi legenda, hingga kini. Ia telah merilis puluhan album. Salah satu yang paling fenomenal adalah Walang Kekek. Album itu meledak dan menembus pasar internasional. Judul album itu juga kemudian menjadi julukannya. Selain merilis album sendiri, ia berkolaborasi dengan penyanyi dan musikus lain. Pada 1999, misalnya, ia berduet dengan Chrisye (almarhum) melantunkan tembang Semusim dalam album Badai Pasti Berlalu yang diaransemen ulang oleh Erwin Gutawa.
Di usianya yang telah menginjak 66 tahun, suara emasnya hampir tak berubah. Senin malam dua pekan lalu, Tempo menemui…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…