Implikasi Penundaan Kenaikan Harga Bbm

Edisi: 06/41 / Tanggal : 2012-04-15 / Halaman : 50 / Rubrik : KL / Penulis : Mohamad Ikhsan, ,

Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat untuk menunda kenaikan harga bahan bakar minyak ibarat sebuah rapat keluarga yang memutuskan penundaan proses kemoterapi seorang kerabat yang menderita kanker. Beberapa anggota keluarga menolak kemoterapi karena, menurut diagnosis "dukun" yang mereka percaya, sang pasien tidak menderita kanker, tapi penyakit biasa yang bisa diobati dengan cara lain. Sebagian lagi sebetulnya percaya kerabat ini menderita kanker, tapi belum siap melihat efek samping akibat kemoterapi. Sang pasien tidak bisa berbuat apa-apa karena terikat perjanjian yang menuntut persetujuan mayoritas anggota keluarga untuk setiap perawatan yang dia jalani.

Perumpamaan ini menunjukkan penundaan kenaikan harga BBM tidak akan menyelesaikan masalah. Penundaan bahkan akan meningkatkan ketidakpastian yang menyebabkan dampak negatif dalam jangka menengah dan panjang. Inflasi, misalnya, tetap akan meningkat sebagaimana pada Maret 2012 inflasi inti telah meningkat menjadi 4,25 persen.

Konsekuensi keputusan DPR penuh dengan jebakan

Keputusan DPR sebetulnya mengandung jebakan yang berbahaya bagi kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Harga BBM baru diizinkan untuk disesuaikan pada saat harga minyak dunia di atas US$ 121 per barel selama satu-dua bulan ke depan. Seandainya kenaikan harga BBM hanya Rp 1.500 per liter, subsidi BBM pasti akan membengkak di atas Rp 137 triliun pada 2012.

Hal ini karena: (i) besaran subsidi Rp 137 triliun didasarkan pada asumsi harga BBM yang sudah dinaikkan per 1 April 2012 dengan volume konsumsi BBM 40 juta kiloliter dan dengan asumsi harga minyak US$ 105 per…

Keywords: -

---

Foto Terkait