Boros Solar Demi Golar

Edisi: 06/41 / Tanggal : 2012-04-15 / Halaman : 98 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Agoeng Wijaya , ,


Beberapa pekan ke depan akan menjadi hari-hari supersibuk bagi PT Nusantara Regas, perusahaan patungan PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Pekan ini, tanker Nusantara Regas Satu yang mereka sewa dijadwalkan bertolak dari galangan Jurong, Singapura, menuju Teluk Jakarta. Jika tak ada aral, tanker yang semula bernama Khannur itu akan tiba di perairan Kepulauan Seribu akhir bulan ini. Kapal itu akan menjadi terminal apung penampung dan pengolah gas alam cair atau floating storage and regasification unit (FSRU) pertama di Indonesia.

Di lokasi Nusantara Regas Satu akan beroperasi—sekitar 15 kilometer ke arah utara dari bibir pantai Muara Angke, Jakarta—kesibukan juga meningkat. Puluhan pekerja, sebagian besar dari subkontraktor proyek, mengebut pekerjaan mereka: membangun berbagai fasilitas pendukung FSRU di tengah laut. Mereka dibantu tongkang besar yang dilengkapi derek raksasa untuk mengangkat berbagai alat berat.

Delapan tambatan tanker (mooring system) berupa tiang baja berbaris sejajar menyembul beberapa meter di atas permukaan laut. Tiang-tiang itu menancap di kedalaman 23 meter. Di bawahnya, pipa-pipa yang nantinya akan menjadi sarana mengalirkan gas hasil pengolahan dari FSRU menuju daratan telah menjulur hingga ke stasiun penerima di Muara Karang, Jakarta Utara.

Dek seukuran dua kali lapangan bola voli, yang akan menjadi fasilitas utama penghubung pipa bawah laut dan selang gas dari kapal regasifikasi (offloading platform), juga telah menengadah ditopang dua tiang raksasa mirip penyangga jembatan layang di Ibu Kota. "Tinggal beberapa pekerjaan akhir. Kami berharap Mei semuanya ready," kata Direktur Utama Nusantara Regas Hendra Jaya, Selasa pekan lalu.

Hendra dan anak buahnya sedang berpacu dengan waktu. Realisasi proyek yang akan menjadikan Indonesia sebagai negara pertama pemilik FSRU di Asia Tenggara ini sudah molor hampir setengah tahun. Mereka telah berulang kali pula merevisi janji kepada PT Perusahaan Listrik Negara—pembeli gas hasil regasifikasi—soal penyelesaian proyek. Itu dimulai pada akhir tahun silam, akhir Januari lalu, hingga belakangan akhir bulan ini.

Seluruh pembangunan fasilitas di laut tadinya dijadwalkan rampung…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…