James Bon Pemburu Geng Motor
Edisi: 08/41 / Tanggal : 2012-04-29 / Halaman : 88 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Jajang Jamaludin, Mustafa Silalahi, Gadi M., Pingit
PULUHAN pria berbadan tegap dengan cekatan berloncatan dari sepeda motor yang mereka bonceng. Jam menunjukkan sekitar pukul dua dinihari. Di sepanjang Jalan Pramuka, Jakarta Timur, puluhan sepeda motor berderet-deret parkir di jalur lambat. Jumat dua pekan lalu itu, seperti malam-malam sebelumnya, jalanan ini berubah menjadi arena balap liar.
Bersenjata pedang samurai, balok, besi, dan tongkat bambu, para pria yang hampir semuanya berambut cepak itu membabi buta menghajar kerumunanâkebanyakan pemuda dan remaja. Sepeda motor yang berdiri diterjang dan dirobohkan. Mereka yang mencoba menghalang disabet dan dihajar tanpa ampun. Saat para pembonceng mengamuk, pengendara motorâjumlahnya sekitar 70âberputar-putar memenuhi jalur cepat di sisi kiri dan kanan Jalan Pramuka. Dengan cara ini, mereka berharap tak ada kendaraan dari arah mana pun bisa masuk.
Malang bagi sebuah city car berwarna putih. Ketika pembantaian berlangsung, mobil itu meluncur dari arah Cawang, lalu berbelok ke Jalan Pramuka. Seperti kendaraan lain, mobil putih itu diminta memutar balik. Tapi ia tetap maju. Tak pelak, mobil itu dikerumuni dan dipukul. Tiba-tiba, entah dari mana datangnya, terdengar dua tembakan. Dua pria segera tersungkur.
Esoknya, media mengungkap bahwa yang tertembak adalah Prajurit Satu Sugeng Riyadi, anggota Lembaga Farmasi TNI Angkatan Laut. Satunya lagi Prajurit Dua Akbar Fidi Aldian, anggota Batalion Infanteri Lintas Udara 503 Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Akbar tertembak di dada kanan, tembus ke punggung. Dia dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. Adapun Sugeng, yang terkena serpihan peluru di telinga dan mukanya, dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Mintohardjo.
Para penyerbu baru berhenti setelah tak ada lagi orang berdiri tegak di jalanan. Mereka berlalu. Sebagian ke arah Jalan Pemuda menuju Cempaka Putih. Sebagian lagi berbalik ke Matraman…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…