Bau Amis Kartu Inafis

Edisi: 09/41 / Tanggal : 2012-05-06 / Halaman : 48 / Rubrik : NAS / Penulis : Anton Septian , ,


BERKAS setebal sepuluh sentimeter itu digeletakkan Komisaris Besar Sumartono Jochanan di atas meja kerjanya. "Silakan cek kalau tak percaya," kata Sekretaris Pusat Inafis Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI itu kepada Tempo, Jumat pekan lalu.

Dokumen itu merupakan kopi audit Badan Pemeriksa Keuangan atas tender proyek Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (Inafis) 2011 di Mabes Polri. "Baru saya terima pekan lalu," ujar Sumartono. Dalam dokumen bersampul kuning itulah dijelaskan bagaimana proyek dilelang.

Diluncurkan pada Selasa dua pekan lalu, penerbitan kartu Inafis seketika diprotes. Indonesia Police Watch, lembaga swadaya pengawas kepolisian, menyebutkan kartu Inafis "proyek pesaing" kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP), yang sedang digenjot Kementerian Dalam Negeri. Proyeknya menelan biaya Rp 5,9 triliun.

Inafis dan e-KTP memang mirip: sama-sama merekam sidik jari. Bedanya, sementara KTP elektronik gratis, membuat Inafis mesti bayar Rp 35 ribu per kepala. "Lalu apa gunanya e-KTP?" kata Neta S. Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch. Polisi mengklaim kartu sebagai syarat membuat surat izin mengemudi itu lebih canggih ketimbang e-KTP karena bisa mengidentifikasi pelaku kejahatan.

Neta mencium bau anyir dalam proyek ini. Apalagi polisi enggan menyebutkan perusahaan pembuatnya dan kapan proyek dilelang. "Jangan-jangan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?