Aktivis Penentang Aborsi

Edisi: 11/41 / Tanggal : 2012-05-20 / Halaman : 112 / Rubrik : INT / Penulis : Sapto Yunus, ,

Senyum mengembang di bibir Chen Guangcheng saat tiba di halaman Rumah Sakit Chaoyang, Beijing, Rabu petang dua pekan lalu. Duduk tenang di atas kursi roda, dikawal sejumlah diplomat Amerika Serikat, aktivis hak asasi manusia ini memasuki kompleks rumah sakit. Wajahnya kian cerah ketika Chen bertemu dengan istrinya, Yuan Weijing, serta kedua anaknya, Chen Kerui, 10 tahun, dan Chen Kesi, 6 tahun.

Namun kegembiraan Chen segera lenyap. Ketika hari mulai gelap, puluhan polisi berdatangan membentengi lantai sembilan rumah sakit tempat Chen dirawat akibat patah tulang kaki kanan saat melarikan diri dari rumahnya pada 22 April lalu. Polisi merampas rekaman video milik para wartawan dan mengusir mereka dari rumah sakit. Tak lama kemudian, anggota staf hotel mengusir diplomat Amerika dengan alasan jam berkunjung sudah habis.

Koridor lantai sembilan pun menjadi senyap. Chen kelabakan karena semua kawannya pergi. "Bantu saya dan keluarga pergi dengan selamat," ujar Chen kepada seorang wartawan Associated Press yang menemuinya di rumah sakit. Pengacara hak-hak perempuan yang kehilangan penglihatannya sejak usia setahun ini menjadi tahanan rumah sejak September 2010 di Linyi, kampung halamannya, di Provinsi Shandong, timur Cina.

Dengan bantuan He Peirong, temannya sesama aktivis, Chen melarikan diri dengan mobil ke Beijing dan berlindung di Kedutaan Amerika. He menyetir mobilnya selama delapan jam menempuh jarak 450 kilometer.

Rabu dua pekan silam, pria 40 tahun ini meninggalkan Kedutaan Amerika setelah Cina dan Amerika menyepakati skenario masa depannya. Berunding selama enam…

Keywords: -

---

Foto Terkait