Faktor Menara Dalam Tragedi Sukhoi

Edisi: 16/41 / Tanggal : 2012-06-24 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Bagja Hidayat, Wahyu Muryadi, Pramono


Pilot Aleksandr Yablontsev mengirim berita ke pengatur lalu lintas udara Terminal East, Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Jam menunjuk 14.24 pada Rabu, 9 Mei 2012. Sukhoi Superjet 100 bernomor registrasi RA-36801 yang ia terbangkan lepas landas dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, 12 menit sebelumnya.

Petugas di Cengkareng—pengatur senior lalu lintas udara, yang demi keamanan namanya disingkat N—menjawab, "RA-36801 radar contact, maintain ten thousand pro­ceed area." Sesuai dengan prosedur, Yablontsev mengulang instruksi petugas: "Maintain level 10.000 feet 36801." Jet melaju menuju Pelabuhan Ratu, sesuai dengan tujuan pada rencana penerbangan.

Semua tampak berjalan normal. Pilot menerbangkan pesawat dengan status instrument flight rules. Artinya, pilot mengikuti panduan alat navigasi di kokpit dan panduan petugas pengatur lalu lintas udara. Sebelum pesawat mengudara, petugas pengatur di Halim Perdanakusuma menghubungi N. Keduanya akrab: "Halo, ap­proach request release, Mas. RA-36801 ke Bogor Area dalam lima menit." Pemandu pun sempat bercanda, "RA-36801 OK. Langsung atau lewat Tangerang?"

Mengangkut tujuh kru dan 37 penumpang—antara lain petinggi maskapai penerbangan swasta dan wartawan—jet penumpang pertama buatan Rusia itu terbang buat promosi. Penerbangan gembira berakhir tragis: pesawat menabrak tebing Gunung Salak, Bogor. Sebulan lebih setelah tragedi itu, keping-keping informasi mulai terkuak. Termasuk detail percakapan pilot dan petugas pengatur lalu lintas udara.

Dua menit melaju di ketinggian 10 ribu kaki, pilot menghubungi petugas: "Tower, 36801 request descend 6.000 feet." Petugas N menjawab, "36801 say again request." Pilot Yablontsev mengulang permintaan untuk menurunkan pesawat ke 1.828 meter di atas permukaan laut. N segera membalas, "OK, 6.000 copied." Lagi sang pilot mengulang, "Descend to 6.000 feet 36801."

Seperti biasa, setiap siang, lalu lintas udara Jakarta sangat sibuk. Bertugas di Terminal East—satu dari lima sektor pengaturan lalu lintas udara: East, West, Lower North, Lower East, dan Arrival…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…