Cabai, Lala, Dan Tiga Brankas

Edisi: 16/41 / Tanggal : 2012-06-24 / Halaman : 48 / Rubrik : NAS / Penulis : Anton Septian, Jupernalis Samosir,


MENGINJAKKAN kaki pertama kali di kantor PT Anugrah Nusantara, pada September 2008, Yulianis langsung diserahi setumpuk pekerjaan: membereskan laporan keuangan perusahaan yang "primitif". Keluar-masuk duit perusahaan Muhammad Nazaruddin itu tak tercatat akurat. "Pengelolaannya jorok," kata Yulianis kepada Tempo, Kamis pekan lalu.

Di gedung empat lantai di Tebet, Jakarta, itu tak cuma berkantor PT Anugrah. Sejumlah perusahaan di bawah kendali keluarga Nazaruddin juga bermarkas di sana—belakangan disebut Grup Anugrah, lalu setelah pindah ke Menara Permai di Mampang menjadi Grup Permai. Melamar sebagai anggota staf bagian keuangan PT Anugrah, ujung-ujungnya Yulianis ditugasi membereskan laporan keuangan seluruh perusahaan.

Dalam laporan keuangan 2006 dan 2007, Yulianis banyak menemukan pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga. "Ada pembelian cabai, tomat, hingga pembayaran laundry," tuturnya. Karena belanja di pasar tradisional, bukti pembelian pun cuma sobekan kertas, bukan struk atau kuitansi. Dibetulkan oleh Yulianis di laporan keuangan yang baru, transaksi demikian ia tulis "pengeluaran owner".

Sebelum Yulianis bergabung, yang bertugas mencatat hilir-mudik duit adalah Neneng Sri Wahyuni. Sebagai Direktur Keuangan PT Anugrah dan istri Nazaruddin, Neneng tak cuma mengeluarkan uang perusahaan untuk membeli kebutuhan dapur. Berulang kali perempuan kelahiran 1982 itu mentransfer duit dari rekening perusahaan ke rekening pribadi atau sebaliknya menggunakan sistem…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?