Kredit Macet: Saya Sudah Pusing
Edisi: 45/23 / Tanggal : 1994-01-08 / Halaman : 24 / Rubrik : EB / Penulis : AJI
PERBANKAN Indonesia dibuat bopeng wajahnya ketika bulan Mei tahun yang baru saja kita lewati meledak isu kredit macet yang mencapai belasan triliun rupiah. Ada yang menuding, biang keladi peristiwa keuangan yang besar itu adalah beleid uang ketat yang tiba-tiba dikeluarkan oleh otoritas moneter yang dulu. Maka, dalam Kabinet Pembangunan VI ini, keran kredit itu perlahan-lahan mulai dikendurkan lagi.
Apakah persoalannya jadi selesai sampai di situ? Bagaimana dengan para debitur kakap itu, yang sampai sekarang masih dibiarkan bebas, tanpa dikenai sanksi yang berarti? Mampukah Bank Indonesia di bawah komandannya yang baru meratakan jalannya dunia perbankan yang hingga kini masih serbabenjol itu? Dr. Soedradjad Djiawandono, Gubernur Bank Indonesia, yang tampak bertambah banyak ubannya, bicara panjang, lebih dari sepekan silam, dengan wartawan TEMPO Bambang Aji dan Budi Kusumah. Beberapa petikan:
Tentang kredit macet yang dialami bank pemerintah dan bank swasta.
Ini salah satu tes bagi Kabinet Pembangunan VI. Tapi, asal Anda tahu, sebagian dari kejadian ini adalah kelanjutan dari apa yang terjadi dulu. Ini dimulai dengan Pakto 1988. Waktu itu, terjadi suatu boom di dunia perbankan. Apalagi dengan diturunkannya ketentuan cadangan bank dari 15% menjadi 2%, itu membuat pengusaha semakin mudah mendirikan bank, juga untuk mendapatkan kredit. Tapi akibatnya kan ekonomi jadi overheated, yang kemudian didinginkan oleh beleid uang ketat.
Jadi, rem yang tiba-tiba dilakukan oleh otoritas moneter ketika itu terlalu pakem rupanya. Ya. Dan ini yang membuat bank-bank menjadi kelabakan. Selain harus menanggung biaya yang cukup besar, bank juga tidak bisa menagih piutangnya karena dunia usaha yang serbalesu setelah diberlakukannya beleid uang ketat.
Seberapa jauh pedal rem itu sudah Anda tarik?
Ya, itu yang pertama kali kami lakukan. Salah satu caranya adalah memperbaiki suasana perkreditan melalui Pakmei 1993, yang kemudian disusul dengan paket deregulasi di sektor riil. Hasilnya seperti yang Anda lihat, laju kredit sejak Juli lalu sangat pesat. Ini terjadi hampir di semua sektor, kecuali pertambangan. Itu tidak berarti sektor perbankan sudah sehat benar. Hingga kini situasinya boleh dibilang masih dalam rangka konsolidasi.
Apa betul, ada anjuran dari otoritas moneter agar kredit macet itu dihapuskan saja?
Tidak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…