Direktur Utama Asdp Indonesia Ferry, Danang S. Baskoro: Tak Ada Antrean Di Merak

Edisi: 16/41 / Tanggal : 2012-06-24 / Halaman : 116 / Rubrik : WAW / Penulis : Andari Karina Anom, Qaris Tajudin,


Antrean truk yang akan menyeberang dari Jawa ke Sumatera pernah menjadi masalah besar. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah berkomentar soal hal tersebut dan meminta pejabat terkait menyelesaikannya. Antrean kendaraan sepanjang belasan kilometer memang tidak hanya mengganggu kawasan di sekitar Pelabuhan Merak, Banten, tapi juga hingga jalan tol yang mengarah ke sana.

Puncaknya terjadi bulan lalu. Antrean panjang itu berbuntut perusakan kantor PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry oleh sejumlah sopir truk. Mereka merasa ada petugas yang memberi perlakuan istimewa kepada para penyelak antrean. Para sopir truk yang menunggu berjam-jam menuduh ada jalur tembak yang disediakan untuk mereka yang mau membayar lebih kepada petugas. Meski polisi sudah menangkap sejumlah orang yang diduga menyulut keributan, permasalahan utama penyebab antrean panjang itu belum ditangani.

Kapal-kapal penyeberangan yang tua, jumlah dermaga yang tak mungkin ditambah lagi, dan cuaca yang tak bersahabat di musim barat adalah sedikit dari persoalan yang belum terselesaikan. Apakah hal itu bisa diatasi PT ASDP? Apakah pembangunan jembatan Selat Sunda, yang tengah direncanakan pemerintah, bisa menjadi solusi utama?

Untuk menjawab hal itu, kami menemui Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Danang S. Baskoro, Rabu pekan lalu. Kepada Andari Karina Anom, Qaris Tajudin, dan juru foto Yosep Arkian, dia menjelaskan banyak hal. Bukan hanya antrean di Merak, tapi juga soal ide-ide menarik menyambung daratan kita yang terserak dalam banyak pulau dari Sabang sampai Merauke.

Antrean di Merak tampaknya semakin parah. Bahkan Mei lalu sampai ada bentrokan. Kenapa hal ini tak kunjung selesai?

Khusus yang terjadi Mei lalu, kemacetan itu terjadi karena kami harus menutup Dermaga 2 untuk pembangunan. Biasanya kalau kapal sandar kan ada ramp door, lidah untuk keluar-masuk mobil. Sekarang kami membuat agar mobil bisa langsung masuk ke upperdeck. Kami harus membuat tiang pancang. Nah, pemancangan tiang membuat kapal tidak bisa bersandar karena berbahaya. Maka tidak ada jalan selain ditutup. Dermaga yang mestinya bisa melayani, sekarang tidak. Itulah yang membuat antrean jadi begitu panjang.

Apakah dampak yang terjadi akibat pembangunan ini tidak diantisipasi?

Kami mengantisipasinya dengan melakukan perbaikan di malam hari atau low season. Masalahnya, pelabuhan kan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…