Pengakuan Rose Pandanwangi, "model Telanjang Itu Bukan Saya"
Edisi: 17/41 / Tanggal : 2012-07-01 / Halaman : 80 / Rubrik : LAPUT / Penulis : TIM LAPUT, ,
Rose Pandanwangi akhirnya angkat bicara. Di usianya yang menginjak 82 tahun, ia sangat terusik dengan pemajangan lukisan perempuan telanjang berjudul Sabda Alam di Museum Oei Hong Djien. Dalam buku katalog disebutkan itu karya suaminya, Sudjojono, dan Roselah yang menjadi model. "Saya kaget, karena itu bukan saya," katanya. "Saya juga tak pernah melihat lukisan itu."
Menurut Rose, sejak dia menikah dengan Sudjojono pada 1959, model lukisan telanjang Sudjojono adalah selalu dirinya. Bukan orang lain. "Sejak menikah, kami berdua punya komitmen, sayalah yang menjadi modelnya," ujar istri kedua Sudjojono ini.
Lahir di Makassar, 26 Juni 1930, Rose dikenal sebagai penyanyi seriosa. Sepanjang kariernya sebagai biduanita, perempuan bernama asli Rosalina Poppeck ini menyabet belasan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Bahkan dia pernah mengalahkan penyanyi seriosa legendaris Indonesia, Norma Sanger. Nama Rose Pandanwangi diberikan Sudjojono ketika sang maestro seni rupa modern Indonesia menikahi perempuan berdarah campuran Manado-Jerman ini.
Pada Rabu siang akhir Mei lalu, Tempo melakukan wawancara khusus dengan Rose di rumahnya di Perumahan Bali View, Cireundeu, Tangerang Selatan. Berbaju batik dan bercelana panjang krem, Rose mengungkapkan keraguannya akan keaslian beberapa lukisan karya Sudjojono lain di Museum Oei Hong Djien. Meski usianya telah berkepala delapan, ingatannya masih tajam. Tutur katanya tertata.
1 1 1
Terus terang, saya kaget sekali ketika melihat lukisan Sabda Alam itu. Saya pertama kali melihat lukisan itu dari katalog yang diperlihatkan oleh Kwee Ing Tjiong (murid S. Sudjojono dan penulis kata pengantar buku Lima Maestro Seni Rupa Modern Indonesia yang ditulis Oei Hong Djien) di rumahnya di Temanggung, Jawa Tengah. Waktu itu saya ditemani anak saya (Maya Pandanwangi) akan menghadiri pembukaan Museum Oei Hong Djien di Magelang. Kebetulan Ing Tjiong menawari kami menginap di rumahnya. Nah, sebelum kami berangkat ke Magelang untuk menghadiri pembukaan museum, Ing Tjiong memperlihatkan sebuah katalog museum.
Ia memperlihatkan lukisan berjudul Sabda Alam dalam katalog itu. Ing Tjiong meminta pendapat saya. "Ini Ibu Rose, kan?" kata Ing sambil menunjuk lukisan itu. Dia bisa dibilang seperti setengah minta statement. Saya kaget. Saking kagetnya, saya mau menjawab jadi susah. Soalnya, Ing Tjiong itu murid Pak Djon dan kami sudah saling mengenal. Jadinya, saya itu bingung, tidak tega, mau bilang kalau sosok dalam lukisan itu bukan saya. Tapi, setelah kekagetan saya sedikit berkurang,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…