Anti-memilih, Anti-taman Mini
Edisi: 21/41 / Tanggal : 2012-07-29 / Halaman : 70 / Rubrik : MEM / Penulis : Sohirin, ,
Boleh dibilang Arief Budiman adalah sosok yang selalu gelisah. Seperti adiknya, Soe Hok Gie, Arief seorang demonstran dan pengkritik tajam. Sepanjang 1965-1966, dia aktif berunjuk rasa. Pada masa Orde Baru, semangatnya makin menyala menentang segala kebobrokan dan ketidakadilan. Ia gigih melawan korupsi sejak 1970. Setahun berselang, ia menjadi satu di antara motor aksi golongan putih (golput).
Langkah Arief tak berhenti di situ. Ia juga menentang proyek pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, yang merupakan keinginan dan ambisi Tien Soeharto, istri Presiden Soeharto. Aksi penentangan yang dilancarkannya itu membuat dia harus mendekam di tahanan Komando Operasi PemuÂlihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) selama sekitar sebulan. Boleh jadi, di mata penguasa saat itu, Arief dianggap sebagai kerikil di dalam sepatu.
Selain berada dalam rombongan para demonstran, sikapnya sebagai oposan ditunjukkan dalam tulisan-tulisannya di media massa dan forum diskusi, baik pada era Sukarno maupun Soeharto. Arief sadar betul, media massa menjadi sarana efektif untuk mempengaruhi opini publik. Namun dia mengaku tak semua momentum politik perlawanan massa terhadap negara yang melibatkan dirinya adalah buah agitasinya.
***
Awalnya, karena bernama Tionghoa,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…