Doktor Yang Sulit Cari Kerja

Edisi: 21/41 / Tanggal : 2012-07-29 / Halaman : 72 / Rubrik : MEM / Penulis : Sohirin, ,


Pada 1980, setelah menempuh kuliah program doktoral bidang sosiologi di Universitas Harvard, Amerika Serikat, Arief Budiman kembali ke Indonesia. Namun gelar doktor itu tak menjamin dia gampang mendapat pekerjaan. Lamarannya menjadi dosen di sejumlah universitas negeri ditolak. Cap sebagai oposan dan tukang protes masih melekat. "Padahal saya sangat berharap bisa mengajar di dua kampus tersebut," katanya.

Di tengah kegalauannya itu, kabar baik datang dari Aristides Katoppo, jurnalis kolega Arief. Aristides menawari Arief mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Jawa Tengah. Rektor UKSW saat itu, Sutarno, tak keberatan menerima Arief. Kebetulan kampus itu belum memiliki pengajar berpredikat doktor.

Di UKSW, Arief mengawali kariernya sebagai dosen luar biasa hingga menjadi sekretaris program pascasarjana. Istri Arief, Laila, kemudian juga diterima sebagai dosen psikologi di sana. Sikap kritis dan oposan tak pernah luntur meski Arief telah menjadi dosen. Dengan cepat dia menarik simpati para dosen progresif dan mahasiswa.

***

UKSW memang kampus berbasis agama. Pengurus yayasannya adalah perwakilan dari gereja-gereja Kristen. Sudah barang tentu pihak yayasan membawa semangat nilai-nilai kristiani. Upaya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05

Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya

K
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28

Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…

A
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09

Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…