Pewaris Sri Asih
Edisi: 22/41 / Tanggal : 2012-08-05 / Halaman : 118 / Rubrik : OBI / Penulis : Arswendo Atmowiloto, ,
Komik itu baik.
Juga menarik dan mendidik. Meskipun begitu, banyak pendidik yang mendelik dan menghardik melalui kritik menukik untuk menjauhkan anak-anak dari komik, agar bisa belajar dengan benar. Dinamika ini dialami oleh Raden Ahmad Kosasih, yang berpulang dalam usia 93 tahun. Rabu pekan lalu, Bapak Buku Komik Indonesia dimakamkan satu liang dengan istrinya di Tanah Kusir, Jakarta Selatan, dalam upacara sangat sederhana. Bahkan, dalam pembacaan riwayat hidup beliau, tak disinggung sosoknya sebagai komikus.
Tapi, sebagai bentuk seni, komik tak dengan sendirinya ikut terkubur. Selalu begitu, karena komik selalu bisa bangkit kembali tiap kali dimatikan atau dilupakan. Itu sebabnya, tak ada kuburan komik, walau ada pembakaran buku komik. Semua orang pernah atau masih membaca komik. Maka, kalau ingin disebut pendusta, bilang saja: saya tak pernah melihat komik.
Komik Indonesia bisa ditelusuri dalam bentuk komik kartun oleh almarhum Kho Wan Gie. Ia melahirkan tokoh lucu di surat kabar Sin Po sejak 2 Agustus 1930. Belakangan, tokoh itu dinamai Put On. Lalu ada satu halaman komik Mentjari Poetri Hijau oleh Nasroen A.S. di majalah tengah bulanan Ratoe Timoer sejak 1 Februari 1939. Koran Kedaulatan Rakjat meneruskan tradisi komik dengan Kisah Pendudukan Jogja, oleh Abdulsalam,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…