Memantik Api Cicak-buaya

Edisi: 23/41 / Tanggal : 2012-08-12 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Setri Yasra, Rusman Paraqbueq, Anggrita Cahyaningtyas


ABRAHAM Samad bertamu ke kantor Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo dengan misi khusus. Bersama Zulkarnain, wakilnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi itu hendak menyampaikan kabar penting: lembaganya mulai menyidik perkara korupsi pengadaan simulator kemudi di Korps Lalu Lintas. Waktu menunjukkan pukul 14.00 pada Senin pekan lalu.

Abraham mengatakan ingin Timur mendapat informasi pertama langsung darinya. "Ini semacam kulonuwun, sebagai sesama lembaga penegak hukum," katanya kepada Tempo, Jumat pekan lalu. Pengadaan simulator kemudi mobil dan sepeda motor untuk ujian surat izin mengemudi senilai Rp 196,87 miliar dilakukan dengan anggaran 2011.

Korupsi simulator bukan perkara biasa: KPK telah menetapkan Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka. Gubernur Akademi Kepolisian itu dianggap menyalahgunakan wewenang hingga merugikan keuangan negara ketika menjadi Kepala Korps Lalu Lintas. Ia perwira tinggi aktif kepolisian pertama yang menyandang status tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi. Surat perintah penyidikan yang diteken 27 Juli dipertunjukkan Abraham kepada Jenderal Timur.

Timur, yang ditemani Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Sutarman, tak banyak berkomentar. Menurut Sutarman, Timur hanya minta satu-dua hari untuk mendiskusikan kasus itu secara internal. "Saya juga minta waktu bertemu pimpinan KPK untuk presentasi, esok harinya," ujarnya. Abraham setuju.

Dua tamu pamit dari Markas Besar Polri di Jalan Trunojoyo setelah satu setengah jam pertemuan. Mereka balik ke kantor.

Di jalan lain, 30 petugas KPK dengan tujuh mobil meluncur menuju markas Korps Lalu Lintas di Jalan M.T. Haryono Kaveling 37-38, Jakarta Selatan. Tak satu pun petugas mengenakan rompi bertulisan KPK. Setiba di tujuan, mereka tak segera turun. Mobil bahkan diparkir di luar kompleks. Seorang pemimpin operasi menghubungi Abraham, yang telah tiba di kantornya. "Dia minta persetujuan agar bisa memulai penggeledahan," tutur Abraham.

Abraham berembuk dengan pemimpin KPK yang lain. Setelah rapat singkat,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…