Manusia Kultural, Spiritual, Dan Peci

Edisi: 45/23 / Tanggal : 1994-01-08 / Halaman : 36 / Rubrik : KL / Penulis : NAJIB, EMHA AINUN


KESENIAN selalu disukai, dibuat, dinikmati, dan dibeli orang karena tak ada manusia yang bukan manusia kesenian. Mustahil ada manusia di muka bumi ini, pada taraf peradaban yang mana pun, yang rambutnya, kukunya, pakaiannya, rumah tangganya, dan lingkungan dusunnya steril dari estetika.

Bahkan, tidak ada makhluk hidup yang bukan makhluk kesenian. Tuhan sendiri sekurang-kurangnya tidak memperkenalkan diri-Nya bukan Khaliqun Estetikum.

Pada masyarakat praagraris, kebersentuhan manusia dengan estetika berlangsung natural-total sebagaimana pada tumbuh-tumbuhan dan binatang. Pada masyarakat agraris, kebersentuhan itu sudah mulai mengandung jarak kesadaran, sehingga kesenian menjadi berupa dua hal: realitas dan konsep. Lantas, masyarakat pascaagraris mendayagunakan estetika sampai tahap rasional-fungsional. Dan pada masyarakat dengan tipologi campur aduk macam kita semua ini, misalnya, fungsi rasional itu berkembang spesifik, menjadi instrumen perubahan sosial, alat politik, atau komoditi ekonomi, antara lain.

Dewasa ini kita sedang mengalami suatu zaman: "kesenian" tidak pernah dibeli orang, dan justru karena itu ia tak pernah tak laku di segala…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…