Membakar Mahasiswa Di Rantau

Edisi: 25/41 / Tanggal : 2012-08-26 / Halaman : 76 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Tim Lapsus, ,


Kereta api itu akhirnya tiba di Den Haag pada 2 Oktober 1913. Tiga orang turun dan disambut sekitar lima puluh orang pendukung mereka, yang menyanyikan lagu mars Indische Partij. Para tamu itu adalah Ernest François Eugéne Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Soewardi Soerjaningrat.

Tiga Serangkai baru saja dibuang ke Belanda setelah membuat kehebohan di Batavia dengan menolak merayakan seabad lepasnya Belanda dari jajahan Prancis, menerbitkan artikel terkenal Soewardi, "Als ik eens Nederlander was...". Mereka meminta Ratu Belanda Wilhelmina mencabut larangan pendirian partai politik oleh orang Hindia-Belanda.

Selama di Den Haag, mereka dapat tempat tinggal atas dukungan Tado Fund (Tot aan de Onafhankelijkheid), yayasan Indische Partij yang didanai anggota dan simpatisannya. Tapi Douwes Dekker agaknya sedikit istimewa. Menurut harian De Expres, seorang sahabat kaya telah menyewakan untuknya sebuah kamar di lantai tiga sebuah gedung di pinggir kota. Kamar itu dilengkapi dua meja, satu kursi, pemanas gas, dan lampu. Tapi harian itu merahasiakan alamatnya dengan alasan agar Douwes Dekker tak diganggu dalam menyelesaikan proyeknya, sebuah "buku politik" tentang sejarah evolusi Hindia-Belanda. Kala itu Douwes Dekker dan Tjipto tercatat sebagai editor De Expres di Belanda.

Tjipto kuliah kedokteran di Universitas Amsterdam. Adapun Soewardi dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…