Rontoknya Lumbung Ekonomi Suriah
Edisi: 26/41 / Tanggal : 2012-09-02 / Halaman : 116 / Rubrik : INT / Penulis : Eko Ari Wibowo, ,
DI Aleppo, Suriah, Minggu, 1 Syawal 1433 Hijriah, tak ada suara takbir menggema. Masjid besar di pusat kota yang biasa menyelenggarakan salat Idul Fitri masih tegak, tapi pecahan kaca tampak terserak di lantai. Salat Id ditiadakan. Dentuman mortir dan rentetan senapan berkepanjangan menggantikan suara takbir.
Penduduk, yang biasanya berbelanja dan mengunjungi kerabat mereka, kini memilih berdiam diri di dalam rumah. "Kota menjadi sepi. Mereka ketakutan dan memilih mengungsi," kata Abu Mohamed, penjual buah yang membuka lapak di bawah jembatan, Rabu pekan lalu. Penduduk Aleppo bertahan dengan mata pencarian berdagang dan bertani di wilayah pinggiran. Meski begitu, mereka mengalami kesulitan menanggung biaya hidup yang membengkak. Besar pasak daripada tiang: pendapatan menyusut jauh, ongkos hidup naik tajam.
"Hanya ada enam keluarga di sini, dari sebelumnya 2.000 orang," kata Mazen Afash, 23 tahun, salah seorang penduduk yang masih bertahan di Anadan, pinggiran Aleppo. Sekitar 70 ribu orang telah melarikan diri ke desa-desa dan kota-kota lain. Sebagian memilih pindah ke perbatasan Suriah-Turki. Kelompok oposisi setiap hari menyiapkan dua truk buat mengangkut pengungsi. Puluhan ribu orang telah mengungsi ke pusat-pusat penampungan di sepanjang perbatasan itu. Desa Anadan salah satu basis para pemberontak melawan pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Belakangan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…