Transaksi Gendut Tuan Politikus

Edisi: 27/41 / Tanggal : 2012-09-09 / Halaman : 92 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Anton Septian, Febriana Firdaus, Febriyan,


BERDIRI membelakangi Sungai Kapuas, dekat pelabuhan bongkar-muat Pontianak, bangunan itu tampak tak terawat. Atap asbesnya berlubang di sana-sini. Sebagian dinding bertedeng seng bekas. Dilihat dari pinggir Jalan Yos Sudarso, bagian depan bangunan bernomor 135 itu sudah tampak miring.

Di sanalah semestinya alamat perusahaan penggergajian kayu CV Kayu Mas. Pada Jumat pekan lalu, yang terpacak pada plang di depan bangunan adalah tulisan "PD Central Steel: menjual besi beton dan bahan bangunan". Di tanah terbuka di bagian depan bangunan memang terhampar besi beton pelbagai ukuran dan gulungan. "Kayu Mas terbakar tiga tahun lalu," kata seorang perempuan yang berkantor di situ.

Kini yang menandakan bangunan itu bekas penggergajian adalah gelondongan kayu pelbagai ukuran yang terhampar di pekarangannya. Semakin ke belakang, ke tepi Kapuas, pada tumpukan kayu terlihat bekas terbakar. Menurut perempuan tadi, ketika itu api melalap habis kantor Kayu Mas. Setelah kebakaran, bangunan didirikan lagi, tapi Kayu Mas ditutup selamanya. Sebagai gantinya, berdirilah Central Steel.

Anehnya, meski kantor itu sudah ditutup tiga tahun lalu, dari sana mengalir duit ke Senayan. Seorang perempuan bernama Dina dengan alamat surat di kantor CV Kayu Mas diduga berulang kali mentransfer sejumlah dana ke rekening Mirwan Amir, politikus Partai Demokrat, yang mundur dari posisi Wakil Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat pada Mei lalu.

Sumber Tempo mencatat, pada Maret 2011, Dina mengirim Rp 150 juta. Selama April-Mei tahun lalu, pengirim dengan nama yang sama mentransfer sekitar Rp 3 miliar dalam belasan transaksi, masing-masing Rp 214 juta. Belum jelas maksud pengiriman uang tersebut. Transaksi ini, menurut sumber yang sama, dicurigai Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, yang kemudian melaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Perempuan di Central Steel itu mengatakan Dina bukan pemilik Kayu Mas. Menurut dia, perusahaan itu dimiliki seseorang bernama Andi Wijaya. Ia juga memastikan tidak pernah ada karyawan bernama Dina. "Kalau ada yang mengaku-aku, itu bohong," ujar perempuan setengah baya yang mengaku pernah bekerja di Kayu Mas itu.

Untuk mengirim uang, Dina juga mencantumkan alamat lain di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Didatangi pada Kamis dan Jumat pekan lalu, petugas keamanan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…