Para Calo Dari Belakang Lapo
Edisi: 27/41 / Tanggal : 2012-09-09 / Halaman : 96 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Widiarsi Agustina, Isma Savitri,, Febriyan
MENGHADAPI kemarahan Zamzami, koleganya, Fahd El Fouz buka kartu. "Kita keduluan petinggi Demokrat," kata aktivis muda Partai Golkar itu lemas. "Bisnis anggaran" mereka gagal total. Zamzami, Ketua Kamar Dagang dan Industri Aceh Besar, telah menggelontorkan banyak duit buat urusan ini.
Dari Rp 7,34 miliar, Rp 1,34 miliar berasal dari tabungan pribadi Zamzami. Sisanya dipinjam dari Taufik Reza, pengusaha Aceh Besar, dan Zoel Bahar Syah, Ketua Kadin Pidie Jaya. Duit dikirim ke Fahd untuk mengegolkan alokasi anggaran Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah 2011 di Aceh Besar, Pidie Jaya, dan Bener Meriah, masing-masing Rp 50 miliar. "Dia bilang punya orang yang bisa mengondisikan anggaran," kata Zamzami dalam dokumen persidangan.
Belakangan, Zamzami akhirnya tahu urusan dipercayakan Fahd kepada Wa Ode Nurhayati, anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Amanat Nasional. Nurhayati belakangan jadi terdakwa, dan perkaranya sedang disidangkan. Ketika bersaksi di pengadilan, Fahd akhirnya membongkar kegagalan proyek itu. Menurut dia, alokasi anggaran untuk tiga kabupaten itu ternyata jatah Mirwan Amir dan Tamsil Linrung, dua pemimpin Badan Anggaran.
Tamsil dari Partai Keadilan Sejahtera disebut menggarap Kabupaten Bener Meriah. Adapun Mirwan Amir dari Demokrat mengurusi Aceh Besar dan Pidie. Kedua politikus telah membantah tuduhan Fahd, yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…