Tabung Cacat Di Bus Trans-jakarta
Edisi: 30/41 / Tanggal : 2012-09-30 / Halaman : 66 / Rubrik : INVT / Penulis : Tim Investigasi, ,
LEDAKAN tabung di stasiun pengisian gas Pinang Ranti, Jakarta Timur, seperti sengaja dipendam. Padahal Laboratorium Metalurgi Universitas Indonesia, yang bekerja atas permintaan Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, menyimpulkan kualitas tabung di bawah standar pabrikan. Bukannya proaktif memastikan kualitas tabung, Dinas Perhubungan DKI Jakartaâsebagai pembeli bus Koridor 9 dan 10âterkesan lambat dan lepas tangan. Korindo Heavy Industry, pemasok bus, juga berpangku tangan. Sikap itu menimbulkan syak wasangka. Apalagi ledakan itu membuat riwayat pembelian bus mulai tersingkap. Sebagian besar bus sudah jadi sebelum tender digelar. Padahal dokumen lelang mensyaratkan bus harus dirakit per tahap dari awal. Pemberian sertifikat kelayakan tabung juga dipertanyakan.
KEJADIAN nahas itu masih membekas di ingatan Sugiarto. Pagi itu, menjelang jam kerjanya berakhir, petugas stasiun pengisian bahan bakar gas Pinang Ranti di kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur, ini masih mengisi bahan bakar bus Transjakarta. Bernomor kendaraan B-7228-IV, inilah bus terakhir yang ada di lokasi pengisian. Sesudah itu, ia berencana pulang, setelah bekerja semalam suntuk karena mendapat giliran shift malam.
Sugiarto mengecek sejumlah perlengkapan begitu mesin bus dimatikan. Ia lalu menghubungkan slang ke dalam bus yang melaÂyani Koridor 9 Pluit-Pinang Ranti itu. Tak lama kemudian, dispenser gas dinyalakan. Sesaat setelah pengisian dimulai, ia mencatat surat perintah jalan yang disodorkan Yusak Ablegor, pengemudi bus Transjakarta. Berdiri tiga meter dari tangki pengisian, posisi Sugiarto membelakangi bus.
Pengisian gas ke satu unit bus Transjakarta membutuhkan waktu rata-rata 7-10 menit. Saat pengisian menginjak menit keempat, tiba-tiba terdengar bunyi menggelegar. Buuummm!
Tabung gas meledak. Sugiarto terpental. Ia jatuh dalam posisi telungkup. âSaya syok. Kejadian itu berlangsung cepat,â Sugiarto menceritakan musibah menyesakkan itu kepada Tempo dua pekan lalu.
Ia berusaha bangkit, lalu berlari kecil menjauh dari lokasi ledakan. Kepalanya senut-senut seperti habis terkena hantaman. Ada darah menetes dari kepala bagian belakang pria 24 tahun ini. Setelah yakin situasi aman, ia kembali mendekati lokasi ledakan.
Bersama Rohiat dan Rohim, dua petugas keamanan di lokasi stasiun pengisian, Sugiarto berusaha menolong Yusak Ablegor, yang masih terduduk karena mengalami patah kaki di bagian kiri. Tak jauh dari situ, Marlinda Simarmata, pengemudi cadangan bus Transjakarta, tergolek tak sadarkan diri. Bersama dua pengemudi bus tersebut, Sugiarto dibawa ke Rumah Sakit Haji Jakarta, yang lokasinya masih di sekitar Pondok Gede.
Terjadi pada 20 Oktober tahun lalu, ledakan itu membuat bodi bagian atas bus Transjakarta jebol. Atap bangunan stasiun pengisian miring. Salah satu tabungâada enam tabung pada satu busâpecah menjadi tiga bagian.
Suara ledakan terdengar hingga ke kantor Kepolisian Sektor Pinang Ranti, tak jauh dari stasiun pengisian. âSaat itu kami sedang apel pagi,â kata Inspektur Satu Arif Rahman, juru bicara Kepolisian Sektor Pinang Ranti, Juni lalu. Beberapa polisi segera menuju ke sana. Tak lama kemudian, petugas dari Kepolisian Resor Jakarta Timur dan Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia tiba di stasiun pengisian Pinang Ranti.
Sejumlah barang bukti, di antaranya pecahan tabung yang meledak,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.