Setelah Pistol Menyalak Di Tegalbadeng
Edisi: 31/41 / Tanggal : 2012-10-07 / Halaman : 80 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Tim Lipsus, ,
TIDAK banyak yang berubah dari bangunan dua lantai di tepi Jalan Manggis, Desa Lelateng, Kabupaten Jembrana, itu. Gedung bertembok tebal dengan tiga jendela besar di lantai dua itu tampak kokoh. Empat dekade lampau, gedung ini dikenal dengan sebutan Toko Wong.
Ketika Tempo berkunjung ke sana, pertengahan September lalu, orang-orang tua di Jembrana masih ingat betul sejarah gelap Toko Wong. Meski sekarang bangunan itu dipakai buat menjual mebel aneka rupa, tak mudah untuk lupa apa yang terjadi di sana pada pengujung November 1965.
"Toko itu dipakai untuk menahan orang-orang PKI," kata Ida Bagus Raka Negara, 73 tahun, bekas Kepala Desa Tegalcangkring, Jembrana. Dia lalu bercerita bagaimana setiap malam truk-truk besar membawa ratusan anggota Partai Komunis Indonesia untuk disekap di sana. "Waktu itu, penjara di pusat kota sudah penuh," ujarnya.
Para tawanan ini tak dipenjara lama-lama. Setiap kali lantai dasar dan lantai dua toko yang semula terkenal sebagai toko kelontong itu padat dengan manusia, truk-truk yang sama akan mengangkut mereka pergi. Tak ada yang kembali. Sampai suatu malam, entah kenapa, para penjaga murka. "Semua tahanan PKI diberondong dengan senapan mesin," kata Raka. Tak kurang dari 200 anggota PKI tewas malam itu.
"Mayat mereka lalu dibuang ke dalam sumur-sumur di sekitar toko,"…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…