Ancaman Sandy, Tak Berhenti Di Sini

Edisi: 36/41 / Tanggal : 2012-11-11 / Halaman : 126 / Rubrik : INT / Penulis : RAJU FEBRIAN, ,


BETH Bartley mencengkeram apa pun yang berada di dekatnya untuk menenangkan diri. Perempuan itu duduk bertinggung di lantai kamar mandi apartemennya di Jalan East 96th, Manhattan, Kota New York, Senin malam pekan lalu. Tubuhnya lemas, kakinya gemetar, wajahnya bersimbah peluh dingin.

Di luar, badai bernama Sandy menderu dengan kecepatan 195 kilometer per jam sembari mencurahkan hujan dan es. Di tengah penerangan lampu darurat karena aliran listrik padam, Beth deg-degan setengah mati. Apartemennya, yang berada di lantai lima, terasa bergetar dan berderak. "Anginnya begitu kuat membuat bangunan bergoyang. Sangat menakutkan," kata perempuan yang berprofesi sebagai aktris ini, seperti dilansir CNN. "Baru kali ini saya merasakan badai sedahsyat ini."

Sandy jelas meneror warga pantai timur Amerika Serikat. "Saya tinggal di sini selama 39 tahun," kata Toms River, pemilik restoran Keith Paul di New Jersey. "Saya sudah mengalami berbagai badai atau topan. Dan saya tak pernah menyaksikan badai seperti ini." Padahal Kantor Penanganan Bencana Alam New York mencatat, The Big Apple, begitu New York biasa disebut, disambangi 84 badai atau topan sejak abad ke-17.

Hebatnya dampak badai ini memunculkan nama Frankenstorm. Julukan ini datang dari James…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…