Penjara Tak Berasa Bui
Edisi: 39/41 / Tanggal : 2012-12-02 / Halaman : 74 / Rubrik : IMZ / Penulis : Sandy Indra Pratama, ,
+ "Kamu, ya..., kamu, sudahkah kamu minum susu bagianmu hari ini?" tanya seorang sipir wanita kepada anak muda yang sedang asyik bermain Grand Theft Auto.
+ "Belum," jawab si anak muda sembari bangkit dari depan televisi melepaskan joypad atau kontrol permainan PlayStation 2.
+ "Ambil segera, lalu naik ke kamarmu sekarang," kata si sipir sambil menunjuk sebuah lemari es yang di dalamnya tersimpan berkotak-kotak susu berukuran satu liter yang disusun rapi.
Tanpa banyak bicara, anak muda yang umurnya kira-kira baru 20 tahun itu bergegas menyambar sekotak susu dingin lalu berlari kecil menaiki anak tangga yang membawanya persis ke kamar tempatnya tinggal.
PERCAKAPAN kilat itu terdengar menggelikan. Dialog ini bukan berlangsung dalam sebuah asrama mahasiswa dengan nenek penjaga yang cerewet, melainkan di dalam sebuah blok penjara, di balik tembok tinggi dengan penjagaan superketat, pada siang yang berawan, awal November lalu.
Saat itu, saya diajak mengikuti tur berkeliling Port Phillip Correctional Centre, kompleks penjara di Truganina, 24 kilometer barat daya Swanston Street, pusat kesibukan Kota Melbourne, Australia. Penjara ini yang terbesar di Negara Bagian Victoria. Sebuah rumah tahanan dengan status "maximum security".
Krak! Bunyi selot pintu terbuka tak lama setelah Nick Selisky si manajer operasional penjara, yang berbadan tinggi besar, memutar anak kunci khusus kepunyaannya. Selangkah masuk, saya berada dalam ruang kaca perantara yang memisahkan ruangan dalam blok…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…