Kisah Daging Di Negeri Kuota

Edisi: 39/41 / Tanggal : 2012-12-02 / Halaman : 126 / Rubrik : EB / Penulis : Akbar Tri Kurniawan, Supriyanto Khafid, Yohanes Seo

BERULANG kali Marina Ratna Dwi Kusumadjati mene­puk jidatnya saat memelototi struk pembelian daging sapi. Meroketnya harga menjadi penyebab gundahnya. Sebagai pemasok daging untuk beberapa hotel dan restoran, ia harus menyediakan stok yang cukup. Berapa pun harga daging, ia tetap membeli. "Bulan sebelumnya stok saya 45 ton, saat ini hanya 15 ton di gudang," katanya kepada Tempo, Rabu pekan lalu.

Kelangkaan daging memicu naiknya harga sumber protein hewani itu dalam hitungan hari. Pada 12 November, Rina membeli 209 kilogram daging buntut sapi yang dibanderol Rp 46 ribu. Lima hari kemudian, harganya melonjak Rp 25 ribu per kilogram. Harga daging jenis tenderloin lebih gila lagi. Sabtu dua pekan lalu pemilik Restoran Nanaban-Tei ini membeli dengan harga Rp 80 ribu per kilogram, dua hari kemudian harganya merangkak hingga Rp 90 ribu.

Rina, yang juga Direktur Utama PT Causa Prima Ashar, perusahaan importir daging sapi beku, menilai kelangkaan daging akibat kuota impor yang kecil. Tahun ini pemerintah menetapkan kuota impor sebanyak 283 ribu ekor sapi dan 36.400 ton daging sapi beku. Kuota itu bertujuan menutupi kekurangan stok daging yang mencapai 91 ribu ton. Untuk impor daging beku, 60 persen dari kuota diberikan pada semester pertama. Rina menilai pembagian kuota tersebut sebagai biang kelangkaan daging pada semester kedua.

Kelangkaan…

Keywords: -

---

Foto Terkait