Seni, Pluralisme, Dan Kapitalisme Di Tengah Kita
Edisi: 45/23 / Tanggal : 1994-01-08 / Halaman : 92 / Rubrik : KL / Penulis : DEWANTO, NIRWAN
SUDAH terlalu lama para seniman hidup dalam citra romantik: citra sebagai pencari esensi kenyataan. Citra itu tidak semata-mata dipercayai secara pribadi oleh seniman (karena dengan itu mereka punya daya untuk berkarya), tapi juga ditegakkan oleh kritikus, akademi seni, pusat kesenian, museum, dan pasar seni di zaman modern. Seni modern, kata seorang filosof, mewujudkan kebenaran yang dilupakan. Dalam sejarah Eropa, munculnya seni modern mengiringi munculnya borjuasi, yakni kaum yang memperjuangkan ekonomi pasar, industrialisasi, dan demokrasi perwakilan. Seni modern menyokong mereka menghayati dan mempraktekkan kebebasan individual. Pada gilirannya, pengaruh borjuasi meluas dan menguat, menjadi kapitalisme, dan tersebar ke seluruh dunia.
Kapitalisme yang marak di Indonesia dalam dua dasawarsa terakhir tentu saja bukan kapitalisme yang tumbuh dari sejarah dan etos borjuasi. Tapi tak berarti kapitalisme di Indonesia itu tak berjasa sama sekali dalam mengembangkan kesenian. Ambil contoh, boom lukisan beberapa tahun lalu. Sejumlah orang kaya (baru) berduyun-duyun membeli lukisan, terutama yang bergaya dekoratif. Mereka pastilah kaum yang diuntungkan oleh pertumbuhan ekonomi kita. Mereka bukanlah kaum borjuasi dalam pengertian Eropa. Membeli lukisan tidaklah berarti mendukung eksistensi seni rupa secara menyeluruh, dalam jangka panjang.
Ditilik lebih mendalam, boom lukisan tak semata-mata berpaut dengan "sukses" kapitalisme dalam negeri. (Ya, kapitalisme hanya berarti kalau kita letakkan di aras dunia.) Yang terjadi sejak Orde Baru adalah internasionalisasi ekonomi. Dunia usaha tumbuh, dan desain pun dibutuhkan secara besar-besaran. Terjadilah boom desain yang mendorong internasionalisasi gaya dan selera. Misalnya, mekarnya desain interior (di kantor, hotel, dan rumah pribadi) menciptakan kebutuhan akan lukisan. Inilah ditulari pula oleh kecenderungan mengoleksi lukisan sebagai investasi (yang lagi marak di negara-negara kapitalis) yang pada gilirannya menggerakkan boom lukisan.
Pasar seni rupa kita mungkin tak berbeda dengan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…