Berkurang Untung Blok Tangguh
Edisi: 40/41 / Tanggal : 2012-12-09 / Halaman : 62 / Rubrik : INVT / Penulis : TIM INVESTIGASI, ,
TIDAK biasanya korespondensi itu memakai kop surat Tangguh LNG. Tertanggal 22 Mei 2012, surat berbahasa Indonesia dan Inggris itu ditujukan kepada M.I. Zikrullah, Kepala Divisi Pemanfaatan Minyak dan Gas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas). Isinya: penyesalan dan kekecewaan Tangguh LNG karena Kepala BP Migas Raden Priyono membatalkan hasil tender penjualan spot empat kargo gas alam cair periode pengiriman Mei-Juni 2012.
Tujuh orang membubuhkan tanda tangan di surat sepanjang lima halaman itu. Mereka adalah perwakilan pemegang konsesiÃÂ Blok Tangguh yang tergabung dalam Tangguh Partner, yakni BP Berau Limited, CNOOC Muturi, Talisman Wiriagar OverÃÂseas,ÃÂ NipponÃÂ Oil Exploration, KG Berau, MI Berau, dan Indonesia Natural Gas Resources.
Surat itu memperlihatkan betapa serius polemik penjualan gas yang terletak di Selat Bintuni, Papua Barat, tersebut. \"Kami sangat terkejut dan kecewa menerima penolakan Kepala BP Migas terhadap rekomendasi pemenang tender,\" demikian penyesalan itu ditulis di halaman dua. DitembusÃÂkan kepada Priyono dan Presiden BP Berau William Lin, surat dikirim satu pekan setelah BP menggelar tender spot penjualan empat kargo.
Dari 22 calon pembeli yang diundang tender, hanya 12 perusahaan mengirim faksimile balasan. Penawaran dibuka pada pukul 11.00-13.00. Tepat pukul satu siang, BP mengevaluasi proposal penawaran tiap peserta di ruang rapat C lantai 27 kantor BP Migas, Wisma Mulia, Jakarta.
Hasilnya, BP Singapore Pte Ltd terpilih sebagai pemenang kargo satu dan empat dengan nilai penawaran US$ 17,36 dan US$ 17,76 per mmbtu. Adapun Petronas LNG Ltd ditetapkan sebagai pemenang kargo tiga setelah memasukkan penawaran US$ 17,66 per mmbtu. Sedangkan kargo kedua tidak ada pemenang karena tawaran para pembeli di bawah harga estimasi (owner estimate). BP mengusulkan kargo kedua dijual kepada EDF Trading dengan mekanisme penunjukan langsung karena perusahaan asal Jepang itu mengajukan harga US$ 18,25 per mmbtu.
Malapetaka terjadi keesokan harinya. Pada 16 Mei 2012, Zikrullah mengirimkan memo kepada Priyono meminta persetujuan hasil tender. Yang terjadi, Priyono mencoret kata setuju. Ia menolak hasil tender karena dinilai tidak mengikuti arahan Kepala BP Migas agar ada jaminan pasokan gas dalam negeri.
Keputusan ini diteruskan oleh Zikrullah kepada BP Berau hari itu juga. Anak usaha BP itu diminta menggelar tender ulang, dengan memasukkan dua syarat tambahan di dalam dokumen invitation to bidder, yakni menggunakan bank umum nasional dalam transaksi pembayaran atau penerbitan surat kredit. Syarat kedua, ya, itu tadi, kesanggupan dari pemenang tender memasok gas buat kebutuhan domestik. \"Syarat tersebut buat memastikan terpenuhinya pasokan dalam negeri,\" kata Zikrullah saat dihubungi pekan lalu. Dua syarat tambahan ini wajib dipenuhi calon pembeli.
Sejumlah sumber yang ditemui Tempo menyebutkan keputusan Priyono ini membuat para pemegang saham konsensi Blok…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.