Djaduk Dan Jazz Hujan
Edisi: 41/41 / Tanggal : 2012-12-16 / Halaman : 174 / Rubrik : SOS / Penulis : Sunudyantoro, Anang Zakaria,
HUJAN yang tumpah dari langit menggerojokkan panik pada Djaduk Ferianto. Pada akhir bulan lalu, sejak sore, air seperti tak mau berhenti meluncur dari angkasa Yogyakarta. Padahal malam itu setidaknya ada tiga kelompok jazz papan atas Indonesia yang hendak naik pentas di panggung Ngayogjazz 2012. Sebagai koordinator festival jazz dengan enam panggung simultan di Brayut, Pandowoharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, itu, Djaduk pantas resah.
Brayut merupakan desa wisata berlanskap Merapi, sekitar 30 menit perjalanan kendaraan bermotor dari jantung Kota Yogyakarta. Malam itu Barry Likumahuwa bersama Benny Likumahuwa akan manggung di Panggung Pacul. Di panggung yang sama, Idang Rasjidi segera menyusul. Lalu, di Panggung Lesung, akan tampil Syaharani and Queenfireworks. Ada juga Irianti Erningpraja & Eramono Soekaryo, yang bakal main di Panggung Caping.
Di tengah hujan lebat, Djaduk khawatir pengunjung bakal sepi. Penonton yang tiba sejak pagi hingga siang bisa segera buyar. Dalam gundah, ia menelepon anak buah yang memantau arus pengunjung di tempat parkir. Dari ujung telepon, dia mendapat jawaban bahwa pengunjung tetap deras mengalir. Djaduk, yang semula waswas, mendadak yakin. Musik di atas panggung Ngayogjazz jalan terus. Ia jadi merinding terharu. \"Hati saya berkata, inilah jam session sesungguhnya, jazz menyatu dengan alam,\" ujar Djaduk, yang menemui kami di Padepokan Bagong Kussudiardja di Dusun Kembaran, Tirtonirmolo, Kabupaten Bantul, Selasa tiga pekan lalu.
Ngayogjazz memang digagas oleh Djaduk. Ia membangun Ngayogjazz bersama musikus Yogya lainnya, yakni Hattakawa, Wendra, Aji Wartono, Bambang, dan Hendi, pada 2006. Bersama Hattakawa dan Wendra, Djaduk punya gagasan membuat pementasan musik di Malioboro. Ada kerinduan terhadap Malioboro tempo dulu, sebagai pusat seni budaya. Kawasan di jantung Kota Yogyakarta itu belakangan memang didominasi kegiatan ekonomi.
Musik yang diusulkan jazz. Sejumlah nama sempat dilontarkan untuk memberi nama festival ini. Di antaranya Yogyes, seperti banyak tercetak di kaus. Ngayogjazz akhirnya yang mereka pilih, pelesetan dari Ngayogyakarta. Nahas, setelah proposal jadi,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Sang Peroboh Menara Gading
2007-11-04Ia pionir dalam bidang telekomunikasi satelit indonesia. insinyur juga harus pandai berbisnis.
Membesarkan Indonesia dengan Musik
2005-07-10Erwin gutawa adalah musisi cemerlang. jenjang karier sebagai seorang musisi telah lengkap ia lakoni.
Menjaga Bali dengan Hati
2005-08-14Luh ketut suryani terus berikhtiar menjaga bali dari gerusan efek negatif pariwisata. anak-anak korban pedofilia…