Putusan Ganjil Di Ambang Pensiun

Edisi: 45/41 / Tanggal : 2013-01-13 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Setri Yasra, Maria Rita Hasugian, Ilham Tirta


WAJAH Djoko Sarwoko mendadak tampak serius saat membaca tiga lembar surat tanpa kop yang disodorkan Tempo, Rabu tiga pekan lalu. Kening hakim agung yang pensiun pada 21 Desember lalu ini berkerut memperhatikan alinea demi alinea surat yang ditujukan kepada Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad itu. \"Saya pernah terima surat ini,\" katanya dengan suara bergetar.

Surat bertanggal 27 Agustus 2012 itu diteken seseorang bernama Agus Asep Sunarya. Isinya tulisan terperinci mengenai permainan gelap mafia hukum di Mahkamah Agung dalam perkara Peninjauan Kembali Nomor 66 yang diajukan Jonny Abbas, terpidana kasus penipuan dan penggelapan dalam reekspor 30 kontainer BlackBerry dan minuman keras senilai Rp 500 miliar.

Surat itu menyebutkan operasi pembebasan Jonny dilakukan oleh seorang pejabat eselon II di Mahkamah Agung. Djoko, yang menjadi ketua majelis perkara, dikatakan sudah menyetujui permohonan PK, yang baru didaftarkan pada akhir Juli lalu. \"Ada uang jutaan dolar Amerika untuk memenangkan perkara ini,\" ujar Agus.

Masih menurut surat yang sama, pejabat tersebut telah mendatangi ruang kerja Andi Abu Ayyub Saleh dan Achmad Yamanie, dua hakim agung yang menjadi anggota majelis. Kepada mereka ditawarkan masing-masing US$ 100 ribu sebagai uang muka jika bersedia membuat putusan membebaskan Jonny. Kabar bahwa Djoko sudah memberi lampu hijau \"dijual\" guna meyakinkan Andi dan Yamanie.

Menurut Djoko, surat serupa sudah ada sebelumnya, tapi isinya bertolak belakang karena menyebutkan suap justru datang dari lawan Jonny. \"Saya abaikan karena hanya untuk menekan,\" katanya.

Dua bulan berselang, apa yang tertulis dalam surat gelap itu menjadi kenyataan. Dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung yang digelar pada 18 Oktober lalu, Djoko dan Yamanie sepakat mengabulkan permohonan PK Jonny. Sedangkan Andi Ayyub memilih membuat putusan yang berbeda (dissenting opinion).…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…