Sari Oneng Dan Juragan Teh Sukabumi

Edisi: 46/41 / Tanggal : 2013-01-20 / Halaman : 58 / Rubrik : IMZ / Penulis : Anwar Siswadi, ,


Satu set gamelan di Gedung Gamelan, Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, itu terlihat istimewa. Di antara bonang, saron, dan gambang, yang ditempatkan di bagian depan, dipasang lukisan Raden Aria Adipati Soeria Danoe Ningrat. Ia Bupati Sukabumi periode 1933-1942, yang menerima warisan gamelan bernama Sari Oneng itu dari pemilik sebelumnya, Adriaan Walrafen Holle, administrator perkebunan teh di Parakan Salak, Sukabumi, Jawa Barat. \"Ketika harus pulang ke Belanda setelah Jepang masuk ke Indonesia, Holle­ tak mungkin membawa gamelan itu,\" kata Muhammad Ahmad Wiriaatmadja, 72 tahun, Ketua Museum Prabu Geusan Ulun.

Menurut Ahmad, Sari Oneng berarti sari cinta atau kasih sayang dalam bahasa Sunda. Gamelan yang berbahan perunggu itu dibuat oleh perajin di Sumedang pada 1825. Adapun ancak atau tempat gamelannya, yang berbahan kayu besi, diperkirakan buatan perajin Thailand. \"Ukiran dan motifnya tidak mencirikan Indonesia atau Sunda,\" ujarnya. \"Contohnya bentuk kepala di kedua ujung ancak saron yang mirip singa dengan sepasang kaki depannya yang rebah sebagai penopang instrumen.\"

Di papan keterangan tertulis gamelan itu pernah ikut pameran teh internasional di Amsterdam, Belanda, pada 1883, lalu dimainkan lagi pada 1889 di Paris, Prancis, dan empat tahun kemudian dipentaskan di Chicago, Amerika Serikat. Salah satu alat, yaitu gong besar, pernah tercecer dan tertinggal di Amsterdam. Baru pada 1989, gong itu dipulangkan untuk bersatu kembali dengan Sari Oneng di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…