Seret Gas Di Teluk Jakarta

Edisi: 49/41 / Tanggal : 2013-02-10 / Halaman : 92 / Rubrik : EB / Penulis : Retno Sulistyowati, Bernadette Christina,


Padamnya listrik secara mendadak di Ibu Kota, Selasa pekan lalu, membikin petinggi PT PLN (Persero) panik. Soalnya, mati listrik itu terjadi pada saat beban puncak. Tepatnya pukul 17.55-20.30, ketika pemakaian listrik sedang tinggi-tingginya. Penyebabnya, sebagian unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Muara Karang di Jakarta Utara kehilangan daya. Setelah dicek, ternyata pasokan gas dari terminal penerima dan regasifikasi terapung (FSRU) Teluk Jakarta mampet.

\"Tak ada penjelasan apa yang terjadi malam itu,\" kata Kepala Divisi Gas dan Bahan Bakar Minyak PT PLN (Persero) Suryadi Mardjoeki, Kamis pekan lalu. Keterangan resmi baru datang dua hari kemudian. Pemilik dan pengelola terminal regasifikasi, PT Nusantara Regas, memaparkan penyebab macetnya aliran gas melalui sepucuk surat. \"Terjadi masalah pada modul sirkuit elektronik yang mengakibatkan gangguan pada frekuensi sistem kelistrikan,\" Suryadi membacakan surat penjelasan dari Nusantara Regas, \"sehingga operasi pemompaan air laut terhenti.\"

Bukan kali ini saja pasokan gas dari terminal regasifikasi itu terhenti. Menurut Suryadi, sejak terminal beroperasi pada Mei 2012, sudah empat kali gas tidak mengalir. Penyebabnya macam-macam. Oktober tahun lalu, misalnya, sebuah kabel tiba-tiba copot. \"Tak jelas siapa orang yang tanpa sengaja membuat kabel lepas.\"

Padahal PLN berharap banyak dari FSRU berkapasitas 400 juta kaki kubik itu. Fasilitas regasifikasi ini dibuat Nusantara Regas, perusahaan patungan PT Pertamina (Persero) dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Terminal yang dibangun di galangan kapal Jurong, Singapura, itu merupakan proyek regasifikasi pertama di Asia Tenggara.

Fasilitas pengolah gas alam cair (LNG) menjadi gas bumi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan PLTGU Muara Karang dan PLTGU Tanjung Priok. Pembangkit Muara Karang berkapasitas 1.200 megawatt dan membutuhkan gas sebanyak 290 juta kaki kubik (mmscfd) per hari. Adapun Kilang Tanjung Priok berkapasitas 1.800 megawatt dan memerlukan 300 juta kaki kubik gas. Tanpa pasokan gas, kedua pembangkit itu terpaksa harus beroperasi dengan membakar solar, yang biayanya jauh lebih mahal.

Selama ini kedua pembangkit sebenarnya telah memperoleh pasokan gas…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…