Pertarungan Hussein & Kapak Indian; Pertarungan Hussein Dan Kapak Indian
Edisi: 48/20 / Tanggal : 1991-01-26 / Halaman : 80 / Rubrik : LN / Penulis : Bambang Harymurti, Yopie Hidayat
KALAU Baghdad hancur akibat pengeboman Sekutu, penduduk Baghdad yang tak sempat mengungsi tentulah akan hancur bersama gedung-gedung. Seperti banyak dibicarakan kini, persenjataan yang dibawa oleh Amerika dan sekutunya termasuk alat-alat penghancur dan pembunuh canggih yang sulit ditangkis. Kota yang terkenal dengan hikayat 1001 Malam-nya bisa jadi rata dengan tanah dalam perang terdahsyat setelah Perang Dunia II ini.
Untunglah, sejauh ini hal itu tidak terjadi. Amerika dan Sekutu ternyata punya cara yang luar biasa untuk menghancurkan kekuatan militer Saddam Hussein yang disimpan di sekitar Baghdad, tanpa harus merusak kota itu sendiri. Suatu operasi pengeboman yang mirip minor surgery atau operasi kecil tepat di tempat yang sakit, kata seorang komentator di Radio BBC, London.
Pengeboman yang dilakukan Sekutu sebenarnya bukan main-main. Kalau dihitung berdasarkan kekuatan daya ledak, setiap hari serangan Irak dan Kuwait diguncang bom yang sama kuatnya dengan satu bom atom Amerika yang dijatuhkan di Hiroshima dahulu. Ini perkiraan kasar dari Bernard Trainor, letnan jenderal (purnawirawan) marinir Amerika yang juga bekas wartawan perang New York Times. Trainor, yang sekarang menjadi Direktur Program Keamanan Nasional di J.F. Kennedy School, Harvard University, mendasarkan dugaannya pada banyaknya penerbangan yang dilakukan pesawat Sekutu. Tak kurang dari 2.000 penerbangan dilakukan setiap hari oleh tak kurang dari 1.300 pesawat.
Namun, ajaibnya, kekuatan udara sedahsyat ini tak meluluhlantakkan Baghdad. Bahkan seusai serangan hari pertama paling banyak hanya 23 orang yang dinyatakan tewas, dan 66 luka-luka oleh Radio Baghdad. Pernyataan pihak Irak ini tampaknya cukup berdasar. Gambar-gambar di TV Amerika, CNN, menampakkan bangunan di Baghdad yang relatif utuh.
Yang hancur adalah sasaran yang benar-benar dibidik. Inilah keistimewaan perang kali ini. Panglima pasukan Sekutu, Jenderal Norman Schwarzkopf, sempat memamerkan kehebatan teknologi Amerika yang dibawanya.
Mirip bermain video games saja para pilot itu. Sebuah gedung tampak di layar TV. Itu adalah target dari sebuah pengeboman pesawat Sekutu. Gedung itu tampak tepat berada di tengah dua garis silang pembidik. Di pucuk bangunan yang disebut sebagai bunker pasukan Irak itu tampak tiga buah lubang ventilasi yang diameternya paling banter hanya satu meter. Tak tanggung-tanggung ketepatan bidikan itu, bom yang dilepaskan pesawat masuk ke dalam gedung melalui lubang itu dan baru meledak di dalamnya.
"Jadi, ada kerusakan yang optimal," kata Jenderal Schwarzkopf. Gedung departemen pertahanan Irak, yang disebut Schwarzkopf sebagai kantor koleganya di Baghdad, juga dihancurkan dengan cara yang sama.
Memang, perang yang benar-benar terjadi ini mirip film seri Airwolf di RCTI. Ketepatan bidikan itu bukan karena kehebatan pilotnya yang jago tembak seperti zaman koboi dahulu. Ini berkat teknologi canggih. Bom itu ibaratnya dituntun oleh sinyal laser yang dipancarkan pesawat penembaknya. Atau bisa juga oleh pesawat lain. Komputer di dalam bom itulah yang kemudian mengolah data dan memerintahkan sirip-siripnya bergerak, menyesuaikan arah, dan tepat menuju sasaran.
Teknik seperti ini memang bisa juga gagal. Itu jika pesawatnya bergerak terlalu lincah, umpamanya sedang berusaha menghindari sergapan…
Keywords: Perang Teluk, , 
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…