Priyo Dalam Jejaring Santri

Edisi: 50/41 / Tanggal : 2013-02-17 / Halaman : 70 / Rubrik : HK / Penulis : Anton Aprianto, Wayan Agus Purnomo, Subkhan

DUA lembar kertas diserahkan Rizky Moelyoputro ke Komisi Pemberantasan Korupsi pada Kamis, awal September 2012. Ketika itu, Wakil Sekretaris Jenderal Generasi Muda Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (Gema MKGR) ini tengah diperiksa sebagai saksi kasus dugaan suap pengadaan Al-Quran, laboratorium komputer madrasah tsanawiyah, dan alat telekomunikasi di Kementerian Agama tahun 2011-2012.

Rizky diperiksa sebagai saksi Zulkarnaen Djabar dan Dendy Prasetia Zulkarnaen Putra, ayah dan anak yang menjadi tersangka kasus itu. Zulkarnaen adalah anggota Komisi Agama Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golongan Karya dan anggota Badan Anggaran DPR. Adapun Dendy pengusaha dan broker proyek itu. Dendy juga aktif di Gema MKGR sebagai sekretaris jenderal. KPK belakangan menetapkan Ahmad Jauhari, pejabat pembuat komitmen proyek di Kementerian Agama, sebagai tersangka.

Lima bulan berselang, Senin dua pekan lalu, dua lembar kertas putih yang diserahkan Rizky itu dibuka jaksa KPK pada sidang pembacaan dakwaan Zulkarnaen dan Dendy di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Karena berkasnya disatukan, keduanya disidang bersamaan.

Menurut jaksa, kertas itu berisi tulisan tangan Fahd El Fouz, broker proyek di Kementerian Agama. Fahd juga Ketua Umum Gema MKGR, bos Dendy dan Rizky di organisasi sayap Partai Golkar itu. Dalam kasus ini, Fahd masih saksi. \"Kertas itu berisi catatan penerima fee proyek,\" kata Djakiyul Fikri, salah satu jaksa KPK.

Menurut jaksa, dalam dua lembar kertas itu diurai siapa saja penerima fee dan berapa besarnya pada sejumlah proyek di Kementerian Agama. Misalnya untuk pengadaan laboratorium madrasah tsanawiyah tahun 2011 senilai Rp 31,2 miliar. Dalam catatan itu…

Keywords: -

---

Foto Terkait