Ichwanul Idrus: Navigasi Kalah Oleh Kloset
Edisi: 50/41 / Tanggal : 2013-02-17 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Agoeng Wijaya, Maria Yuniar,
Sebagai regulator (pengatur), dia tahu ada beraneka prosedur untuk memastikan keselamatan penerbangan. Tapi, masalahnya, dia tak bisa memastikan apakah para pelaksana di lapangan menaati prosedur tersebut. Para pelaksana layanan navigasiââ¬âPT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, dan Unit Pelayanan Terpadu Kementerian Perhubunganââ¬âberada di luar komando Direktorat Navigasi di Kementerian Perhubungan. \"Saya hanya berdoa tidak terjadi apa-apa,\" kata Ichwanul kepada Tempo.
Sejak ia dilantik menjadi Direktur Utama Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) pertengahan bulan lalu, \"mimpi buruk\" itu berakhir. Perum yang berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 pada September lalu ini jauh lebih berfokus dalam mengatur lalu lintas udara. Dulu navigasi udara diatur pengelola bandar udara, yang sibuk dengan begitu banyak halââ¬âdari WC sampai tempat parkir pesawat. \"Sekarang saya bisa memastikan sendiri layanan navigasi berjalan baik,\" ujarnya.
Meski mimpi buruknya hilang, tak berarti Ichwanul bisa tidur pulas. Pekerjaan rumahnya banyak sekali. Semua itu untuk mencegah terulangnya tragedi Mei tahun lalu ketika Sukhoi Superjet 100 menabrak Gunung Salak dan menewaskan 45 orangââ¬âtermasuk pilot Aleksandr Yablontsev dan kopilot Aleksandr Kochetkov.
Ichwanul, yang pernah menjadi Kepala Bandar Udara Bengkulu, Palangkaraya, dan Batam, tahu persis tak semua dari 180 bandara yang ada di Indonesia dilengkapi sistem navigasi andal. Banyak yang kualitas pelayanannya rendah. Peralatannya \"tradisional\". Kalaupun ada peralatan navigasi modern yang terpasang, tak sedikit yang ketinggalan zaman. Ancaman terjadinya musibah menguat karena sumber daya manusia untuk layanan ini juga terbatas.
Selasa pekan lalu, wartawan Tempo Agoeng Wijaya dan Maria Yuniar serta fotografer Marifka Wahyu Hidayat menemui Ichwanul di kantornya yang masih menumpang di Menara Air Traffic Control Bandara Soekarno-Hatta. Siang itu, dia dan enam anggota Dewan Direksi Perum Navigasi lainnya baru selesai rapat enam jam membahas rencana struktur organisasi, menginventarisasi aset dan persoalan, sekaligus merumuskan agenda perbaikan pada masa mendatang. \"Ini baru awal,\" katanya.
Nama perum yang Anda pimpin panjang sekali, LPPNPIââ¬Â¦.
Kami memang ingin mengubahnya agar mudah dikenal di dunia internasional. Kalau LPPNPI itu jangankan orang lain, kami saja susah menghafalnya.
Apa nama yang Anda siapkan?
Kami berencana mengusulkan nama Air Navigation Indonesia…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…