Tongkat Komando Sang Pendiri
Edisi: 51/41 / Tanggal : 2013-02-24 / Halaman : 34 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Widiarsi Agustina, Aryani Kristanti, Wayan Agus Purnomo
BERGEGAS memasuki kompleks kediaman Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas, Bogor, Ahad dua pekan lalu, Sukedi membayangkan bakal guyon dengan kolega-koleganya. Namun bayangan Ketua Partai Demokrat Yogyakarta ini segera buyar. Acara di rumah Ketua Dewan Pembina Partai itu begitu serius dan menegangkan.
Di depan seratusan pengurus Partai Demokrat tingkat pusat dan provinsi yang memenuhi pendapa rumahnya, Yudhoyono membeberkan keterlibatan kader Demokrat dalam pelbagai perkara korupsi. Ia kemudian meminta data itu dibandingkan dengan keterlibatan politikus partai lain dalam perkara rasuah. Lalu layar proyektor menayangkan grafik hasil survei, yang menunjukkan pamor Demokrat menukik tajam. Disimpulkan, partai yang dia dirikan 12 tahun silam itu kritis di tubir jurang.
Meminta para pengurus pusat dan daerah segera melaporkan nomor pokok wajib pajak plus daftar kekayaan, Yudhoyono juga mewajibkan mereka meneken pakta integritas. Terdiri atas sepuluh klausul, pakta itu berisi komitmen tentang transparansi kekayaan dan gerakan antikorupsi. Pengurus yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus hukum, menurut pakta itu, harus siap mundur. \"Langsung dicopot dan diganti. Tak perlu menunggu vonis pengadilan lagi,\" kata Sukedi. Politikus dari 33 daerah meneken pakta pada malam itu.
\"Promosi\" pakta itulah yang dilakukan Yudhoyono, segera setelah ia mengambil alih komando Partai Demokrat dari Anas Urbaningrum pada Jumat dua pekan lalu. Meski tetap menduduki kursi ketua umum, Anas tak lagi bisa mengambil keputusan strategis. Ia hanya bisa melakukan tugas-tugas seremonial, termasuk melantik kepengurusan di daerah. Keputusan besar hanya bisa diambil Majelis Tinggi Partai, yang dipimpin Yudhoyono.
Semua pengurus diwajibkan menandatangani pakta. Sepuluh butir di dalamnya disusun Komisi Pengawas Partai, yang diketuai T.B. Silalahi, dengan wakil Letnan Jenderal Purnawirawan Suaidi Marasabessy. Dibahas sebelas orang dalam pertemuan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu dua pekan lalu, konsep pakta sebenarnya sudah disampaikan Yudhoyono pada Silaturahmi Nasional Demokrat di Sentul,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…