Pks, Antara Ideologis Dan Elektoralis

Edisi: 52/41 / Tanggal : 2013-03-03 / Halaman : 46 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Burhanuddin Muhtadi, ,


PERKARA suap daging sapi impor yang melibatkan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq membuat banyak orang bertanya: ada apa dengan PKS? Mengapa partai yang dibangun dengan idealisme dan cita-cita ideologis yang kuat ini akhirnya terjerembap dalam kubangan korupsi?

PKS adalah partai yang tidak biasa. Partai ini lahir dari pergulatan ide kelompok kecil mahasiswa yang mengalami gejala \"terlahir kembali sebagai muslim\". Mereka mengikatkan diri pada jejaring informal Jamaah Tarbiyah dengan memakai strategi \"sirriyah al–tanzim wa alamiyyah al–dakwah\" (struktur rahasia dengan pendekatan dakwah yang terbuka) untuk mengelabui rezim otoritarian Soeharto. Jatuhnya Orde Baru menyediakan political opportunity structure bagi Tarbiyah untuk bermutasi menjadi Partai Keadilan (PK).

Pada 1999, PK menyadari kegagalan pendekatan ideologis untuk mendapat dukungan pemilih. Setelah lahirnya PKS, dicobalah pendekatan elektoral jalur ganda (double-track strategy). Secara internal, PKS melanjutkan agenda islamisnya dengan memperluas rekrutmen dan kaderisasi sembari mengobarkan cita-cita awal tentang masyarakat yang ­islami. Namun secara eksternal PKS menggunakan jargon-jargon universal, seperti antikorupsi, untuk melebarkan penetrasi ke publik.

Pemilihan Umum 2004 adalah eksperimen awal yang cukup berhasil menampilkan sisi lain PKS yang tak lagi berkutat dengan isu-isu islamis yang pekat. Disadari atau tidak, PKS berubah menjadi post-islamism. Para ahli seperti Vali Nasr, Peter Mandaville, dan Asef Bayat percaya adanya transformasi partai-partai islamis ketika beroperasi pada ranah demokrasi. PKS tak bisa lepas dari hukum besi ini. Demokrasi, secara pelan tapi pasti, memoderasi PKS dan memaksanya masuk pertarungan elektoral yang meniscayakan kompromi, negosiasi,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…