Bermain Nyawa Di Atas Ring
Edisi: 07/42 / Tanggal : 2013-04-21 / Halaman : 56 / Rubrik : IMZ / Penulis : Agus Baharudin, Gadi Makitan,
Jason Butar Butar berlari kecil mengitari lapangan Sasana Tinju Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Bulungan, Jakarta. Sesekali ia melakukan skipping. Bukannya memakai pakaian yang nyaman untuk berolahraga di siang hari bolong itu, ia malah menutup tubuhnya dengan jaket tebal lengan panjang.
\"Berat badan saya belum masuk,\" kata petinju 24 tahun itu dengan wajah penuh keringat. Jason sedang berusaha menurunkan berat badannya agar bisa bertarung di kelas bulu 57 kilogram. Saat itu beratnya masih 60 kilogram. Padahal waktu bertarung tinggal empat hari. \"Ah, sehari paling jadi.\"
Jason, juga petinju Indonesia pada umumnya, sering menganggap sepele hal yang sesungguhnya vital. Menurunkan berat badan dalam waktu singkat sangat berisiko dan bisa membuat petinju kekurangan cairan saat bertanding. Peluang terkena perdarahan atau gegar otak pun jadi berlipat.
Bukannya mereka tak mengerti akan risiko tersebut. Namun, lantaran tak ada dokter yang mendampingi dan mengawasi para petinju ini saat berlatih atau akan naik ring, mereka abai akan kondisi tubuh. Dan akibatnya fatal: pecahnya pembuluh darah otak. Inilah penyebab utama kematian petinju di Indonesia.
Petinju terakhir yang hilang nyawa setelah bertarung adalah Tubagus…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…